🎊 Makassar Dengan Cepat Tampil Sebagai Salah Satu Pusat Perdagangan

Sebagaikerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian kegiatan perdagangannya ditunjang oleh hasil pertanian, mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan di bidang ekonomi. Kini Pasar Tradisional hingga Mall di Makassar Transaksi Pakai QRIS MAKASSAR-Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan bersama Dinas Perdagangan dan Perumda Pasar Makassar Raya melakukan launching Piloting Program Pasar dan Pusat Belanja SIAP QRIS pada 13 Desember 2021 di Pasar Kampung Baru Makassar. Launching piloting program SIAP QRIS dini berlangsung di Pasar Kampung Baru dan tiga mall, yaitu Transmart, Nipah dan Mall Panakukkang. Peresmian ditandai dengan pemotongan tumpeng Wakil Walikota Makassar Fatmawati Rusdi. Diketahui, Program SIAP QRIS ini kerja sama Bank Indonesia dengan Kementerian Perdagangan terkait penggunaan QRIS baik offline dan online pada pasar dan pusat perbelanjaan. Hal ini salah satu upaya mendukung program Digitalisasi Pasar Rakyat, yang ditindaklajuti dengan Launching Piloting Program Pasar SIAP QRIS di pasar dan mall di masing-masing daerah. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Causa Imana Karana menyerahkan secara simbolik Program Sosial Bank Indonesia PSBI berupa sarana digitalisasi pasar kepada Pasar Kampung Baru Makassar. Bantuan PSBI tersebut bentuk dukungan Bank Indonesia untuk mewujudkan Program Digitalisasi Pasar. Dalam hal ini BI bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, Perbankan, Pengelola Pasar serta Asosiasi Pedagang memfasilitasi pembayaran non tunai diantaranya menggunakan kanal pembayaran QRIS. Khusus piloting Program Pasar SIAP QRIS di Pasar Kampung Baru Makassar dan 3 mall, BI Sulsel bersinergi Dinas Perdagangan, Bank Rakyat Indonesia, Bank Sulselbar, Perumda Pasar Makassar Raya, Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia Asparindo di Makassar dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia APPBI DPD Sulawesi Selatan dan Barat. “Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas akseptasi pembayaran digital dan implementasi QRIS, termasuk di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan," katanya Causa Iman via rilis, Senin 13/12/2021. Menurut dia, untuk mewujudkan Digitalisasi Pasar melalui program SIAP QRIS, diperlukan sinergi dan komitmen dari berbagai pihak. Diantaranya, Pimpinan Daerah dan jajaran Dinas terkait, perbankan serta asosiasi pengelola pasar dan pusat belanja. "Utamanya, dukungan Pimpinan Daerah berperan penting untuk mewujudkan seluruh pasar dan mall SIAP QRIS," ujarnya.
IniUrgensi Pernjanjian Dagang UEA-RI. Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional UEA (Foto: Setkab) JAKARTA - Penandatanganan Comprehensive Economic Partnership Agreement ( CEPA) baru-baru ini antara Indonesia dan Uni Emirat Arab menandai tonggak penting dalam hubungan yang sudah terjalin selama 46 tahun.
Senin, 31 Januari 2022 1105 WITA Reporter Makassarmetro Pertemuan berlangsung di ruang rapat lantai dua Kantor Disdag Makassar, Jalan Rappocini Raya, Jumat, 28/01/2022. MAKASSARMETRO, MAKASSAR – Pemerintah kota Pemkot Makassar merencanakan revitalisasi pasar tradisional. Untuk tahap awal yaitu Pasar Sambung Jawa, Pasar Sawah, dan Pasar Cenderawasih. Atas rencana itu, Dinas Perdagangan Disdag Kota Makassar bersama Perumda Pasar Makassar Raya melakukan pertemuan dan membicarakan rumusan konsep revitalisasi pasar. “Ini bagian tugas dari Dinas Perdagangan dalam rangka revitalisasi sarana perdagangan di Kota Makassar,” Kepala Disdag Makassar, Arlin Ariesta, di ruang rapat lantai dua Kantor Disdag Makassar, Jalan Rappocini Raya, Jumat, 28/01/2022. Arlin menjelaskan, pembangunan pasar merupakan langkah awal pemerintah untuk melakukan perbaikan terhadap kondisi pasar dalam rangka pemulihan ekonomi. “Kita dihantam pandemi Covid-19 kurang lebih dua tahun lebih, maka upaya pemulihan ekonomi terus kita galakkan sesuai petunjuk Bapak Wali Kota dan Ibu Wakil Wali Kota. Revitalisasi pasar ini menjadi bagian daripada upaya pemulihan ekonomi di Kota Makassar,” ujarnya. Pembangunan tiga pasar ini menelan anggaran kurang lebih Rp13 miliar yang berasal dari APBD dan APBN. BERITA TERKAITKota Makassar Terancam Gagal Raih KLA, Ini PenyebabnyaPemkot Makassar Apresiasi Musyawarah IV dan Temu Alumni FDK UIN, Siap Beri Anggaran PenelitianApel Tiga Pilar, Pemkot-TNI-Polri Kompak Ciptakan Kamtibmas di Makassar“Anggaran yang ada sekarang untuk Pasar Sawah itu dari dana APBN sebesar kurang lebih Rp3 miliar, sementara untuk dua pasar lainnya anggaran APBD kurang lebih Rp10 miliar,” beber Arlin. Walau tidak menjelaskan jadwal pelaksanaan renovasi ketiga pasar tersebut, Arlin memastikan pembangunan fisik dilaksanakan tahun ini. “Ini kita nanti jadwalkan setelah semuanya siap, baik dari kesiapan lokasi dan administrasi. Kita nanti jadwalkan semua secepatnya tahun ini,” kata dia. Sementara, Penjabat Direksi Perumda Pasar Makassar Raya, Syamsul Bahri, mengapresiasi rencana revitalisasi ini. Pasalnya, pembangunan sarana dan prasarana pasar memang menjadi kebutuhan saat ini. “Kami sebagai perusahaan milik Pemkot Makassar sangat merespons dan mengapresiasi langkah ini. Perumda Pasar dari dulu memang mengharapkan ada alokasi anggaran seperti ini apakah dari APBD atau APBN untuk perbaikan sarana prasarana pasar kita. Karena jujur sarana prasarana pasar kita kalau dilihat umur bangunan pasar di Makassar rata-rata di atas usia 25 sampai 30 tahun,” bebernya. *
\n\n \nmakassar dengan cepat tampil sebagai salah satu pusat perdagangan

Karenapusat pemerintahannya terdapat di Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Karena posisinya yang strategis di antara wilayah barat dan timur Nusantara, Kerajaan Gowa dan Tallo menjadi bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-rempah.

News Perayaan Hari Ulang Tahun Kota Makassar diperingati setiap 9 November Muhammad Yunus Selasa, 09 November 2021 1338 WIB Pegawai kebersihan Kota Makassar berpose memakai pakai adat Makassar. Memperingati HUT Kota Makassar ke- 414 tahun, Selasa 9 November 2021 [ Lorensia Clara Tambing] - Perayaan Hari Ulang Tahun Kota Makassar diperingati setiap 9 November setiap tahunnya. Hari ini, daerah yang dijuluki "Kota Anging Mammiri" ini sudah berusia 414 tahun. Riwayatnya sebagai tempat hunian manusia dimulai ketika digunakan sebagai pemukiman sederhana sejak abad ke-15. Pembangunannya berawal pada bandar di muara Sungai Tallo. Sejarah Kota Makassar dibacakan Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo. Saat perayaan HUT Kota Makassar di anjungan Pantai Losari, Selasa, 9 November 2021. Sebelum ditetapkan sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan dan berkembang menjadi kota terbesar di Indonesia Timur, wilayah yang saat ini dinamakan Makassar mempunyai riwayat yang sangat panjang. Baca JugaPedagang dan Pengunjung Pasar Kota Makassar Minum Kopi dan Makan Kue Taripang Pada abad ke 15, sumber Portugis memberitakan bahwa Bandar Tallo awalnya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Siang di sekitar pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan Kerajaan Gowa dan dikenal dengan sebutan Kerajaan Gowa Tallo. Bandar yang awalnya dibangun di Sungai Tallo, dipindahkan ke Sungai Jeneberang. Disinilah Gowa Tallo kemudian membangun pertahanan Benteng Somba Opu. Walaupun demikian, Raja Gowa ke-9 Tumaparisi Kallonna 1510-1546 diperkirakan menjadi tokoh pertama yang benar-benar mengembangkan Kota Makassar. Ia yang memindahkan pusat kerajaan dari pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang serta mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan. Pada masa Pemerintahan Raja Gowa XVI jugalah didirikan Benteng Rotterdam. Pada masa itu terjadi peningkatan aktivitas pada sektor perdagangan lokal, regional hingga internasional, sektor politik dan juga sektor pembangunan fisik oleh kerajaan. Baca Juga15 Orang Anggota Keluarga Lailah Ahmadi Meninggal di Makassar Dari laporan saudagar Portugal maupun catatan-catatan lontara setempat, terungkap peranan penting saudagar Melayu dalam perdagangan, berupa pertukaran hasil-hasil pertanian dengan barang-barang impor. Berita Terkait Rencana awal akan dibangun stadion berstandar internasional sulsel 1709 WIB Pemeriksaan pada liur, lidah, dan sampel darah sulsel 1107 WIB Bali United diberitakan akan menggelar dua laga uji coba jelang Liga 1 2023/2024 denpasar 1724 WIB Mobil Patwal polisi tabrak pemotor di Makassar, Sulawesi Selatan viral jadi perbincangan publik, setelah menabrak pemotor di daerah itu. serang 1157 WIB Dugaan tindak pidana korupsi yang merugikan negara sekitar Rp19 miliar sulsel 0909 WIB News Terkini Presiden Joko Widodo sempat bertanya kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno News 1123 WIB Pemeriksaan pada liur, lidah, dan sampel darah News 1107 WIB Aparat keamanan harus segera turun tangan untuk memberi rasa aman kepada masyarakat News 1707 WIB Teror tidak hanya ancaman fisik tapi juga ancaman pembunuhan News 1505 WIB Dugaan tindak pidana korupsi yang merugikan negara sekitar Rp19 miliar News 0909 WIB Kasus tersebut sudah dilaporkan ke polisi News 1649 WIB Seorang Narapidana di rumah tahanan Jeneponto terbukti mengendalikan peredaran narkoba News 1509 WIB Akan menjadi rumah sakit kedelapan milik Pemprov Sulsel News 1336 WIB Warga terlibat aksi saling dorong dengan polisi News 1257 WIB Korban ditemukan tak bernyawa dengan mulut berbusa News 0959 WIB Beredar di kawasan timur Indonesia dengan jumlah cukup besar News 0945 WIB Pemenang tender tinggal menyiapkan dokumen perizinan dan dokumen daya dukung News 0938 WIB Para korban diduga mengalami kerugian hingga puluhan miliar News 1548 WIB Korban ditemukan tak bernyawa di sebuah indekos, Jalan Tamalanrea, Kota Makassar News 1348 WIB Bukan bunker narkoba yang selama ini menjadi pertanyaan publik News 1205 WIB Tampilkan lebih banyak Bantentampil sebagai salah satu kekuatan maritim di Jawa sekaligus sebagai saingan berat dalam perdagangan yang terus menerus menentang VOC seperti halnya Aceh terhadap Malaka-Portugis. Sementara tantangan dari kekuatan maritim di sebelah timur seperti, Surabaya, Pacitan, Pasuruan, Kudus, dan Demak relatif tidak ada Pusat Perdagangan di Makassar Tahun Depan Beroperasi Jumat, 25 Juni 2010 Perdagangan komoditas dapat terkoordinasi dengan pusat perdagangan di kota lain. . tempo 168686358949_ MAKASSAR - Kota Makassar segera memiliki pusat perdagangan dan pergudangan komoditas Sulawesi Selatan. Namanya Makassar International Commodity Center MICC, dan mulai beroperasi tahun depan. "Kami ingin membangun fasilitas pascapanen yang mengelola kegiatan pergudangan, pemasaran logistik, dan distribusi berbagai komoditas secara terpadu," ucap Mustafa Dadi, Komisaris Utama Pelitagro, perusahaan yang membangun gudang itu, tersebut... Berlangganan untuk lanjutkan membaca. Kami mengemas berita, dengan cerita. Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini PILIHAN TERBAIK Rp Aktif langsung 12 bulan, Rp *Anda hemat -Rp *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo Rp Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit Lihat Paket Lainnya Sudah berlangganan? Masuk DisiniDaftar TempoID untuk mendapatkan berita harian via email. Newsletter Dapatkan Ringkasan berita eksklusif dan mendalam Tempo di inbox email Anda setiap hari dengan Ikuti Newsletter gratis. Konten Eksklusif Lainnya 15 Juni 2023 14 Juni 2023 13 Juni 2023 12 Juni 2023 Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.
EB O N I PROSPEK PERDAGANGAN SATWALIAR SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH DI SU E B O N I PROSPEK PERDAGANGAN SATWALIAR SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH DI SULAWESI No. :6 Tahun 2001 Perpustakaan Online BP2LHK Makassar. www.pustaka.balithutmakassar.org. Menu. Beranda depan; Warta
Kota Makassar ditetapkan sebagai salah satu kota pusat pertumbuhan yang ada di Indonesia bagian timur karena pertumbuhannya yang terbilang pesat. Pertumbuhan Kota Makassar yang pesat ini diharapkan mampu mendorong perekonomian wilayah lain di sekitarnya. Kemajuan dan perkembangan Kota Makassar tidak terlepas dari faktor pendukungnya, yaitu lokasinya yang sangat strategis. Kota Makassar merupakan kota pelabuhan yang berada di pesisir pantai dan berhadapan langsung dengan Selat Makassar yang ramai dengan lalu lintas pelayaran lautnya. Hal ini menjadikan Kota Makassar sering disinggahi dan dilewati oleh kapal-kapal perdagangan dunia. Kondisi tersebut memengaruhi pertumbuhan Kota Makassar hingga menjadi seperti saat ini. Jadi, jawaban yang tepat adalah A. Untuk mempelajarinya lebih jelas, tonton video selanjutnya. Selainfungsi asli, uang juga mempunyai fungsi turunan sebagai berikut. 1). Uang Sebagai Penunjuk Harga. Harga suatu barang atau jasa selalu dinyatakan dengan jumlah satuan uang. Contohnya harga sebuah buku Rp20.000,00; harga memotong rambut di salon Rp15.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa uang sebagai penunjuk harga barang atau jasa. Daftar isi1. Letak Kerajaan yang Strategis2. Pelabuhan Transit Terbesar di Indonesia Timur3. Politik Sultan Agung yang bersifat Agraris dan non maritim4. Jatuhnya Malaka ke tangan PortugisKerajaan Makassar adalah kerajaan yang berdiri pada abad ke-16 Masehi dan mulanya terdiri dari dua kerajaan yaitu Kerajaan Gowa dan Tallo. Kerajaan Makassar merupakan kerajaan maritim yang berperan besar sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian kerajaan Makassar sangat strategis karena berada dijalur lalu lintas pelayaran antara Malaka dan Maluku, hal ini yang menarik banyak minat para pedagang untuk singgah di pelabuhan kerajaan Makassar dalam sejarah perdagangan Indonesia ini didukung dengan beberapa faktor-faktor. Berikut ini faktor-faktor yang mendukung peran kerajaan Makassar dalam sejarah perdagangan Letak Kerajaan yang StrategisFaktor utama dari peran kerajaan Makassar dalam sejarah perdagangan Indonesia yaitu letak kerajaan Makassar yang sangat strategis untuk perdagangan. Kerajaan Makassar terletak di jalur lalu lintas pelayaran antara Malaka dan Maluku, dan berada di tengah-tengah jalan perdagangan nasional serta pada masa kerajaan Hindu, selat makassar juga sudah menjadi jalan perdagangan Pelabuhan Transit Terbesar di Indonesia TimurSelain Letak kerajaan Makassar yang strategis, daerah Makassar juga memiliki syarat-syarat yang baik untuk membangun Pelabuhan, karena terletak di muara sungai dan di depannya terdapat gugusan pulau yang bisa melindungi pelabuhan dari angin dan juga gelombang kerajaan Makassar membangun pelabuhan transit terbesar di Indonesia Timur yang menarik minat para pedagang untuk singgah di pelabuhan Politik Sultan Agung yang bersifat Agraris dan non maritimFaktor selanjutnya yang mendukung peran kerajaan Makassar dalam sejarah perdagangan di Indonesia yaitu karena politik Sultan Agung yang bersifat agraris DNA non maritim. Hal tersebut banyak melemahkan armada laut di pantai Utara Jawa, sehingga perdagangan juga ikut melemah. Akhirnya para pedagang banyak berpindah ke daerah lain salah satunya kerajaan Makassar4. Jatuhnya Malaka ke tangan PortugisJatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 Masehi juga menjadi salah satu faktor yang menjadikan kerajaan Makassar berperan dalam perdagangan di ini yang menyebabkan banyak orang memindahkan tempat perdagangan ke daerah-daerah yang belum dikuasai oleh bangsa asing, yaitu Kerajaan 4 faktor yang menjadikan kerajaan Makassar berperan besar dalam perdagangan di Indonesia bagian sebagai pusat perdagangan Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris dan sebagainya yang berdatangan untuk berdagang di pelayaran dan perdagangan di Makassar diatur berdasarkan hukum niaga. Dengan adanya hukum niaga ini, perdagangan di daerah kerajaan Makassar menjadi lebih teratur dan mengalami perkembangan yang semakin Makassar dipimpin oleh I mangu’rangi Daeng Manrabia setelah memeluk agama islam mendapatkan gelar Sultan Alauddin dan dibantu oleh I Mallingkaang yang lebih dikenal dengan nama Karaeng Matoaya dari kerajaan Tallo mendapatkan gelar Sultan Abdullah yang dipercaya sebagai patih kerajaan Makassar mulai dimasuki oleh agama Islam berawal dari kedatangan para ulama dari Sumatera yang bernama Datuk Ri Bandang, dan Datuk Sulaiman. Pada tahun 1605, kerajaan Makassar mendapatkan sebutan kesultanan Makassar setelah kedatangan para ulama tersebut.
Bagaimanamenciptakan ciri khas kawasan Somba Opu sebagai salah satu pusat perdagangan kota Makassar berupa pola dan bentuk agar memiliki identitas yang jelas 2. Bagaimana menciptakan kawasan Somba
INFO NASIONAL - Makassar sebagai kota pesisir sejak abad ke-16 menjadi pusat perdagangan yang cukup dominan di kawasan Indonesia Timur. Salah satu kota terbesar di Asia Tenggara ini dihuni sekitar 1,8 juta jiwa dengan background masyarakat multikultur. Tentunya hal ini menjadi tantangan pemerintah Kota Makassar dalam mengelola kota dengan konsep Smart multikultur menuntut jajaran pemerintah Kota Makassar untuk lebih merangkul seluruh lapisan masyarakat. Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pumanto bersama Wakil Wali Kota Syamsu Rizal sejak dilantik Mei 2014 terus melakukan berbagai terobosan hingga partisipasi publik terhadap program-program kota meningkat secara disebut Danny, sapaan Mohammad Ramdhan Pumanto, menjadi salah satu elemen utama dalam meningkatkan kualitas SDM di Makassar selain ekonomi, networking, dan sistem yang solid. “Parameter memenangkan persaingan global diukur dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan networking yang kuat. Lalu tingkat trust yang tinggi, baik dari masyarakat maupun pihak luar dalam skala nasional, regional, hingga internasional,” ujar lanjut, Danny mengungkapkan, integrasi sistem, di antaranya sistem sosial dan ekonomi, menjadi landasan penting mencapai SDM berkualitas. “Hingga awal 2016 kami telah melakukan perbaikan sistem birokrasi yang lebih bersih, cepat, dan transparan. Setiap agenda dan keputusan diketahui masyarakat,” ujar Danny. Semua sektor pelayanan publik ditingkatkan dalam menyasar fase Masyarakat Sejahtera Standar Dunia. Pengangguran diberdayakan untuk menjalankan tugas di sektor kebersihan, lalu lintas, hingga transportasi, dan penghijauan tak luput dari perhatian. Sejak awal 2016, proyek reklamasi di kawasan Pantai Losari berkembang ke megaproyek Center Point of Indonesia CPI. Oleh Pemkot Makassar, proyek CPI diperuntukkan sebagai kawasan bisnis global terpadu. Ini merupakan bagian dari megaproyek hektare reklamasi di pesisir Dalam reklamasi di Makassar, persoalan lingkungan yang didahulukan. Ruang Terbuka Hijau di kawasan reklamasi ditetapkan sebesar 50 persen, dengan akumulasi 30 persen publik ditambah 20 persen privat. “Peta zonasi reklamasi mengedepankan aspek mitigasi, bukan megapolis. Di antara pulau-pulau reklamasi akan dibuat coral breeding dan sea ranching area budi daya ikan di laut. Lokasi itu akan menjadi artificial fishing ground sejauh 6 kilometer untuk nelayan,” papar Wali Kota kelahiran Makassar 52 tahun Smart City yang diusung Kota Makassar kian dikembangkan. Untuk 2017, direncanakan pembangunan jalan tol dalam kota sepanjang 70 kilometer. “Lalu Light Railway Train LRT dan unit transportasi publik Smart Pete-pete yang sekarang akan memasuki tahap prototype,” kata Danny. Hingga saat ini, 69 CCTV Closed Circuit Television dari target kamera CCTV telah terpasang di sejumlah titik strategis di Kota Makassar dengan kontrol selama 24 jam melalui Makassar Operation sektor kesehatan, program Makassar Home Care sejak tahun lalu kian optimal. Sebanyak 48 unit mobil Home Care beroperasi menyambangi para pasien. Hasil dari kesinambungan roda sosial yang melibatkan peran warga ini didapat output Happiness Index di angka 75,21 persen dan pertumbuhan Gross Domestic Product GPD meningkat 8 persen. *
Namabesar Singapura sebagai salah satu pusat perniagaan dunia juga bukan tidak diketahui Mak Sarijah. Semasa suaminya masih hidup, Daeng Celak tampil sebagai Yang Dipertuan Muda Riau II (1728-1745), sebelum akhirnya ia digantikan Daeng Kamboja—anak Daeng perani—sebagai Yang Dipertuan Muda Riau III. Pola pelayaran dan perdagangan Kerajaan MakassarMakassar merupakan pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini disebabkan karna letak wilayah Makassar yang strategis dan menjadi bandar penghubung antara Malaka, Jawa, dan Maluku. Lemahnya pengaruh Hindu-Buddha di kawasan ini menyebabkan nilai-nilai kebudayaan Islam yang dianut oleh masyarakat di Sulawesi Selatan menjadi ciri yang cukup menonjol dalam aspek kebudayaannya. Kerajaan Makassar mengembangkan kebudayaan yang didasarkan atas nilai-nilai Islam dan tradisi dagang. Berbeda dengan kebudayaan Mataram yang bersifat agraris, masyarakat Sulawesi Selatan memiliki tradisi merantau. Keterampilan membuat perahu phinisi merupakan salah satu aspek dari kebudayaan berlayar yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi masa pemerintahan Sultan Hasanuddin 1654-1660, Kerajaan Makassar mencapai puncak kejayaannya. Ia berhasil membangun Makassar menjadi kerajaan yang menguasai jalur perdagangan di wilayah Indonesia Bagian Timur. Pada masa Hasanuddin terjadi peristiwa yang sangat penting. Persaingan antara Goa-Tallo Makassar dengan Bone yang berlangsung cukup lama diakhiri dengan keterlibatan Belanda dalam Perang Makassar 1660-1669. Perang ini juga disulut oleh perilaku orang-orang Belanda yang menghalang-halangi pelaut Makassar membeli rempah-rempah dari Maluku dan mencoba ingin memonopoli perdagangan. Sebagai salah satu kota dan Bandar niaga di Asia Tenggara, Somba Opu memiliki setidak – tidaknya lima konsul dagang Eropa sebagai tempat perwakilan dagang Negara – Negara Eropa di kerajaan itu. Konsulat dagang yang ada di Somba Opu antara lain, Konsulat Portugis, Konsulat Denmark, Konsulat Inggris, Konsulat Spanyol dan Konsulat Belanda. Namun Konsulat Belanda menarik diri pada tahun 1661 karena tahun 50an perusahaan - perusahaan ekspedisi Belanda berlomba-lomba mengirimkan armadanya untuk memperebutkan rempah Indonesia. Akibat persaingan itu adalah meningkatnya pengiriman rempah ke Eropa dan naiknya harga rempah. Untuk mengatasi persaingan dagang yang tidak sehat pada tahun 1602 perusahaan-perusahaan ekspedisi Belanda itu akhirnya melebur menjadi satu pada tanggal 20 Maret 1602 dengan nama Vereenigde Oost-Indische Compagnie VOC atau Perserikatan Maskapai Hindia Timur. Dalam lidah kita persekutuan dagang itu dikenal dengan nama Kompeni dari kata Compagnie. Namun perwakilan dagang VOC di Somba Opu tidak terlalu berkembang karena kekurangan modal dibandingkan dengan perwakilan – perwakilan dagang Eropa lainnya. Akibatnya perwakilan dagang VOC tutup. Memang, sementara volume perdagangan antara Gowa dengan Negara – Negara Eropa lainnya berkembang sedangkan VOC malah terancam bangkrut. Pedagang rempah di Maluku yang selama ini menjadi sumber utama VOC telah segan untuk berdagang dengan VOC karena memasok harga dibawah standar Somba Opu. Akibatnya ibukota Somba Opu semakin ramai dan semarak menjadi ajang tawar – menawar perdagangan. Dan oleh sebab itu juga Somba Opu menjadi incaran utama pedagang – pedagang dari Eropa untuk mendapatkan modal yang bangkrutnya VOC yaitu disebabkan karena mereka lagi berperang dengan Malaka. Sejak jatuhnya kerajaan Malaka ke tangan kompeni banyak pedagang asing yang merupakan saingan kompeni membangun ,usaha di Makassar yang merupakan pusat perdagangan. Melihat kejayaan kerajaan Makassar. Kompeni berniat hendak mematikan usaha – usaha dagang yang sungguh sangat maju dan semarak itu. Kompeni tidak tahan melihat perdagangan Cengkeh hasil dari Kepulauan Maluku yang di usahakan pedagang – pedagang Spanyol, Portugis, Inggris dan bangsa lain – lain berjalan sangat pesat di Somba Opu yang merupakan sebagai pelabuhan transito. Pada tahun 1637 terjadi peperangan antara pedagang – pedagang asing alinasi Portugis, Inggris, Spanyol, Denmark dan Francis dengan Belanda karena mereka menilai Belanda telah merusak tata niaga perdagangan dan menentang prinsip – prinsip Perjanjian Eropa West Phalia dan Perjanjian Hiderabat. Sultan Hasanuddin yang merupakan raja dari Kerajaan Makassar pada saat itu membantu aliansi Eropa melawan Belanda dalam perang. Akibatnya kompeni Belanda terdesak di beberapa wilayah di Maluku dan Selat Makassar. Bantuan Raja Sultan Hasanuddin dipandang sebagai perang terbuka oleh kompeni. Akibatnya Belanda lebih mengkonsentrasikan diri untuk merebut kota dagang Somba Opu. Terjadilah peperangan selama puluhan tahun, namun pada akhir tahun 1667 Kerajaan Makassar menyerah maka raja Sultan Hasanuddin dipaksa untuk menandatangani Perjanjian adanya daerah kekuasaan Makasar yang luas tersebut, maka seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat dikuasainya. Sultan Hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hubungan antara Batavia pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur dan Ambon terhalangi oleh adanya kerajaan Makasar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan menyebabkan terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku. Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makasar yaitu dengan melakukan politik adu-domba antara Makasar dengan kerajaan Bone daerah kekuasaan Makasar. Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makasar meminta bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makasar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makasar. Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota kerajaan Makasar. Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui kekalahannya dan menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan kerajaan dari perjanjian Bongaya antara laina. VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Belanda dapat mendirikan benteng di Makasar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau di luar Aru Palaka diakui sebagai raja perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makasar terhadap Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasannudin yaitu Mapasomba putra Hasannudin meneruskan perlawanan melawan Belanda. Untuk menghadapi perlawanan rakyat Makasar, Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya kerajaan Makasar, dan Makasar mengalami kehancurannya. Perang Makasar 1666-1668 sebenarnya dipicu oleh perang dagang antara Kerajaan Makasar yang menjadikan pelabuhannya bebas dikunjungi oleh kapal-kapal dari Eropa ataupun dari Asia dan Nusantara, dengan pihak VOC yang ingin memaksakan monopoli. Pelabuhan Makasar dianggap menyaingi perniagaan VOC. Keinginan VOC untuk mengontrol jalur perniagaan laut, ditolak oleh Sultan Hasanuddin. Dalam kebudayaan bahari yang dimiliki oleh orang Makasar, mereka memiliki filosofi bahwa secara umum laut adalah milik bersama, siapapun boleh melayarinya. Permintaan VOC agar Sultan menerima monopoli perdagangan di Makasar itolak oleh Sultan Hasanuddin. Bahkan Sultan mengatakan“Tuhan telah menciptakan bumi dan lautan, telah membagi-bagi daratan di antara umat manusia. Tetapi mengaruniakan laut untuk semuanya. Tak pernah kedengaran larangan buat siapapun untuk mengarungi lautan.”Jawaban ini meneguhkan semangat orang-orang Makasar untuk melawan tindakan yang memaksakan kehendak, padahal sudah sejak lama, perniagaan laut di Asia Tenggara ini berjalan dengan sistem pasar bebas. Pihak penguasa hanya mengontrol keamanan laut dan pelabuhan dengan menarik cukai atas bermacam mata dagangan. Bahkan para penguasa juga menjadi kaya karena menjadi juragan atau pemilik kapal- kapal dagang. Namun sejak kekalahan dalam Perang Makasar banyak bangsawan, saudagar, dan pelaut Makasar yang meninggalkan kampung halamannya pergi merantau ke seluruh kepulauan itu sebagaian besar bangsawan Bugis di Wajo yang menjadi sekutu Kerajaan Gowa-Tallo juga melakukan pengungsian setelah ibukota kerajaan di Tosora dihancurkan oleh VOC. Peperangan yang terjadi kemudian pada pertengahan abad ke 18 antara Kerajaan Bone melawan Kerajaan Gowa-Tallo dan Kerajaan Wajo juga makin menambah besar jumlah penduduk yang mengungsi. Namun para pengungsi Makasar dan Bugis generasi awal telah beradaptasi dengan baik di lingkungan barunya. Kebanyakan orang Bugis kemudian menetap di wilayah kepulauan Riau dan Semenanjung Malaya, sementara orang Makasar di Jawa dan Madura. Sedangkan dalam jumlah kecil mereka menyebar hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Dalam proses awal adaptasi, Andaya melihat bahwa para pengungsi Makasar awalnya mengalami kegagalan karena sifat mereka terus memusuhi VOC, sehingga di Jawa Timur, Karaeng Galengsung dan pengikutnya, mendukung pemberontakan Trunojoyo melawan Mataram dan VOC, yang pada akhirnya mengalami kekalahan pada tahun 1679. Hal yang sama juga terjadi di Banten ketika Karaeng Bontomarannu tiba di Banten dengan 800 orang pengikutnya dan mendapatkan tempat tinggal dari SultanBanten, sampai kemudiaan ditinggalkan akibat perang antara VOC dan Banten tahun menurut Andaya, para pengungsi dari Bugis tidak memposisikan sebagai musuh VOC dengan tidak mendukung perlawanan penguasa setempat terhadap VOC. Sehingga orang-orang Bugis ini relatif tidak dicurigai oleh VOC. Para bangsawan Bugis dan pengikutnya yang berada di tanah Semenanjung Malaya justru diminta bantuan oleh Sultan Johor, Abd al-Jalil untuk melawan saingannya, Raja Kecik, yang ingin merebut tahta dengan bantuan Orang Laut. Setelah musuhnya berhasil dikalahkan, Sultan memberikan daerah kepulauan Riau sebagai tempat tinggal orang-orang Bugis. Pada abad ke-18, para bangsawan Bugis ini kemudian membentuk kerajaan yang otonom di kepulauan antara rakyat Makassar dengan VOC terjadi. Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633. Pada tahun 1654 diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang akan masuk maupun keluar Pelabuhan Makassar mengalami kegagalan. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666-1667, pasukan kompeni dibantu olehpasukan Raja Bone Aru Palaka dan pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Angakatan laut VOC, yang dipimpin oleh Spleeman. Pasukan Arung Palakka mendarat din Bonthain dan berhasil mendorog suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin. Penyerbuan ke Makassar dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun penyebab kegagalan rakyat Makassar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan Hasanudin dengan Arung Palakka. Membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap disahkannya perjanjian Bongaya, maka Rakyat Gowa merasa sangat dirugikan oleh karena itu perangpun kembali berkecamuk. Pertempuran hebat itu membuat Belanda cemas, sehingga menambah bala bantuan dari batavia. Dalam pertempuran dahsyat pada bulan Juni 1669 yang cukup banyak menelan korban di kedua belah pihak, akhirnya Belanda berhasil merebut benteng pertahanan yang paling kuat di Somba Opu. Benteng Somba Opu diduduki Belanda sejak 12 Juni 1669 dan kemudian dihancurkan, setelah pasukan Gowa mempertahankannya dengan gagah berani. Peperangan demi peperangan melawan Belanda dan bangsanya sendiri Bone yang dialami Gowa, membuat banyak kerugian. Kerugian itu sedikit banyaknya membawa pengaruh terhadap perekonomian Gowa. Sejak kekalahan Gowa dengan Belanda terutama setelah hancurnya benteng Somba Opu, maka sejak itu pula keagungan Gowa yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya akhirnya mengalami kemunduran. Akibat perjanjian Bongaya, pada tahun 1667 sultan Hasanuddin Tunduk. Dalam perjanjian itu, nyatalah kekalahan Makassar. Pardagangannya telah habis dan negeri-negeri yang ditaklukkannya harus dilepaskan. Apalagi sejak Arung Palakka menaklukkan hampir seluruh daratan Sulawesi Selatan dan berkedudukan di Makassar, maka banyak orang Bugis yang pindah di Makassar. Sejak itu pula penjajahan Belanda mulai tertanam secara penuh di Indonesia. Makassar, sebagai ibukota kerajaan Gowa mengalami pengalihan-pengalihan baik dari segi penguasaan maupun perkembangan-perkembangannya. Pengaruh kekuasaan gowa makin lama makin tidak terasa di kalangan penduduk Makassar yang kebanyakan pengikut Aru Palaka dan Belanda . benteng Somba Opu yang selama ini menjadi pusat politik menjadi kosong dan sepi. Pemerintahan kerajaan Gowa yang telah mengundurkan diri dari Makassar Yang berada dalam masa peralihan ke Kalegowa dan Maccini Sombala tidak dapat dalam waktu yang cepat memulihkan diri untuk menciptakan stabilitas dalam negeri. Namun demikian Sultan Hasanuddin telah menunjukkan perjuangannya yang begitu gigih untuk membela tanah air dari cengkraman penjajah. Akibat lain dari perjanjian ini adalah semua hubungan dengan orang-orang Makassar di daerah ini harus diputuskan. Bagi VOC, orang-orang Makassar merupakan para pengacau dan penyulut kekacauan karena hubungan Sumbawa dan Makassar yang telah berjalan lama. Pada 1695, orang-orang Makassar melakukan pelarian dalam jumlah besar ke daerah Manggarai. Bahkan, perpindahan orang-orang Makassar itu telah berlangsung sejak 1669, setelah Kerajaan Gowa ditaklukkan VOC dan ditandatanganinya Perjanjian Bongaya pada ini meneguhkan semangat orang-orang Makasar untuk melawan tindakan yang memaksakan kehendak, padahal sudah sejak lama, perniagaan laut di Asia Tenggara ini berjalan dengan sistem pasar bebas. Pihak penguasa hanya mengontrol keamanan laut dan pelabuhan dengan menarik cukai atas bermacam mata dagangan. Bahkan para penguasa juga menjadi kaya karena menjadi juragan atau pemilik kapal- kapal dagang. Namun sejak kekalahan dalam Perang Makasar banyak bangsawan, saudagar, dan pelaut Makasar yang meninggalkan kampung halamannya pergi merantau ke seluruh kepulauan itu sebagaian besar bangsawan Bugis di Wajo yang menjadi sekutu Kerajaan Gowa-Tallo juga melakukan pengungsian setelah ibukota kerajaan di Tosora dihancurkan oleh VOC. Peperangan yang terjadi kemudian pada pertengahan abad ke 18 antara Kerajaan Bone melawan Kerajaan Gowa-Tallo dan Kerajaan Wajo juga makin menambah besar jumlah penduduk yang mengungsi. Namun para pengungsi Makasar dan Bugis generasi awal telah beradaptasi dengan baik di lingkungan barunya. Kebanyakan orang Bugis kemudian menetap di wilayah kepulauan Riau dan Semenanjung Malaya, sementara orang Makasar di Jawa dan Madura. Sedangkan dalam jumlah kecil mereka menyebar hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Dalam proses awal adaptasi, Andaya melihat bahwa para pengungsi Makasar awalnya mengalami kegagalan karena sifat mereka terus memusuhi VOC, sehingga di Jawa Timur, Karaeng Galengsung dan pengikutnya, mendukung pemberontakan Trunojoyo melawan Mataram dan VOC, yang pada akhirnya mengalami kekalahan pada tahun 1679. Hal yang sama juga terjadi di Banten ketika Karaeng Bontomarannu tiba di Banten dengan 800 orang pengikutnya dan mendapatkan tempat tinggal dari SultanBanten, sampai kemudiaan ditinggalkan akibat perang antara VOC dan Banten tahun menurut Andaya, para pengungsi dari Bugis tidak memposisikan sebagai musuh VOC dengan tidak mendukung perlawanan penguasa setempat terhadap VOC. Sehingga orang-orang Bugis ini relatif tidak dicurigai oleh VOC. Para bangsawan Bugis dan pengikutnya yang berada di tanah Semenanjung Malaya justru diminta bantuan oleh Sultan Johor, Abd al-Jalil untuk melawan saingannya, Raja Kecik, yang ingin merebut tahta dengan bantuan Orang Laut. Setelah musuhnya berhasil dikalahkan, Sultan memberikan daerah kepulauan Riau sebagai tempat tinggal orang-orang Bugis. Pada abad ke-18, para bangsawan Bugis ini kemudian membentuk kerajaan yang otonom di kepulauan antara rakyat Makassar dengan VOC terjadi. Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633. Pada tahun 1654 diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang akan masuk maupun keluar Pelabuhan Makassar mengalami kegagalan. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666-1667, pasukan kompeni dibantu olehpasukan Raja Bone Arung Palakka dan pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Angakatan laut VOC, yang dipimpin oleh Spleeman. Pasukan Arung Palakka mendarat din Bonthain dan berhasil mendorog suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin. Penyerbuan ke Makassar dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun penyebab kegagalan rakyat Makassar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan Hasanudin dengan Arung Palakka. Membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap disahkannya perjanjian Bongaya, maka Rakyat Gowa merasa sangat dirugikan oleh karena itu perangpun kembali berkecamuk. Pertempuran hebat itu membuat Belanda cemas, sehingga menambah bala bantuan dari batavia. Dalam pertempuran dahsyat pada bulan Juni 1669 yang cukup banyak menelan korban di kedua belah pihak, akhirnya Belanda berhasil merebut benteng pertahanan yang paling kuat di Somba Opu. Benteng Somba Opu diduduki Belanda sejak 12 Juni 1669 dan kemudian dihancurkan, setelah pasukan Gowa mempertahankannya dengan gagah berani. Peperangan demi peperangan melawan Belanda dan bangsanya sendiri Bone yang dialami Gowa, membuat banyak kerugian. Kerugian itu sedikit banyaknya membawa pengaruh terhadap perekonomian Gowa. Sejak kekalahan Gowa dengan Belanda terutama setelah hancurnya benteng Somba Opu, maka sejak itu pula keagungan Gowa yang sudah berlangsung berabad-abad lamanya akhirnya mengalami kemunduran. Akibat perjanjian Bongaya, pada tahun 1667 sultan Hasanuddin Tunduk. Dalam perjanjian itu, nyatalah kekalahan Makassar. Pardagangannya telah habis dan negeri-negeri yang ditaklukkannya harus dilepaskan. Apalagi sejak Arung Palakka menaklukkan hampir seluruh daratan Sulawesi Selatan dan berkedudukan di Makassar, maka banyak orang Bugis yang pindah di Makassar. Sejak itu pula penjajahan Belanda mulai tertanam secara penuh di Indonesia. Makassar, sebagai ibukota kerajaan Gowa mengalami pengalihan-pengalihan baik dari segi penguasaan maupun perkembangan-perkembangannya. Pengaruh kekuasaan gowa makin lama makin tidak terasa di kalangan penduduk Makassar yang kebanyakan pengikut Arung Palakka dan Belanda . benteng Somba Opu yang selama ini menjadi pusat politik menjadi kosong dan sepi. Pemerintahan kerajaan Gowa yang telah mengundurkan diri dari Makassar Yang berada dalam masa peralihan ke Kalegowa dan Maccini Sombala tidak dapat dalam waktu yang cepat memulihkan diri untuk menciptakan stabilitas dalam negeri. Namun demikian Sultan Hasanuddin telah menunjukkan perjuangannya yang begitu gigih untuk membela tanah air dari cengkraman penjajah.
SepertiBanten, Makassar adalah bandar yang ramai dengan penduduk sekitar 160.000 orang. Di masa kepemimpinan Sultan Malikussaid (1639-1653) Makassar menjadi salah satu kota dagang terbesar di Asia dengan wilayah kekuasaan mencakup hampir seluruh bagian selatan Sulawesi, berbatasan dengan Luwuk dan Mandar di sebelah utara.
Jakarta - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo berharap ke depan Kota Makassar mampu menjadi kota perdagangan terkemuka di Asia-Pasifik pada momentum ulang tahun Kota Makassar ke-408. "Kita akan memperluas Bandar Udara Sultan Hasanuddin hingga tiga kali lipat, dan membangun Makassar New Port. Semua ini untuk meningkatkan kapasitas Makassar agar dapat menjadi kota perdagangan dan hub penghubung bukan hanya untuk Indonesia tetapi Asia-Pasifik," kata Syahrul dalam sambutannya pada peringatan HUT Kota Makassar ke-408 yang dipusatkan di Lapangan Karebosi, Makassar, Senin, 9 November 2015. Sejak abad ke-16, Makassar telah menunjukkan peran sebagai kota pelabuhan yang penting dalam perdagangan dunia. Pada masa itu Makassar telah masuk dalam jaringan perdagangan sutera yang menghubungkan antara Asia dan Eropa. "Sejak awal abad ke-16 Makassar sudah mampu menjadi bandar niaga di Asia-Pasifik. Di masa mendatang, kita akan mewujudkan Makassar yang lebih baik dari apa yang sudah kita capai di masa lalu," ujarnya. Lebih lanjut, gubernur mengatakan bahwa meski berkembang pesat sebagai kota modern, Kota Makassar harus tetap mampu menjaga warisan budaya Sulawesi Selatan. Untuk itu, gubernur mengingatkan agar Pemerintah Kota Makassar mampu mendorong upaya melestarikan warisan budaya tersebut, melalui kebijakan yang "Siapa yang jaga bahasa Makassar, bahasa Bugis, Toraja, Mandar. Siapa yang jaga baju bodo baju tradisional Sulawesi Selatan, kalau bukan pemerintah daerah, karena inilah salah satu manfaat adanya otonomi," papar gubernur. Gubernur juga berpesan agar aparat pemerintah daerah dapat terus melayani kepentingan masyarakatnya. "Seorang pimpinan diikuti karena ia bekerja untuk kepentingan rakyatnya. Hadirkan manajemen perencanaan yang baik dan bangun komunikasi dan koordinasi yang baik," ujarnya. ANTARA
PertumbuhanEkonomi di RAPBN 2016 Sebesar 5,5 Persen Dinilai Lebih Realistis. 👤 Ilham Wibowo 🕔 Sabtu 15 Agustus 2015, 00:00 WIB. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mematok target pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016
› Nusantara›Perdagangan Berbuah Akulturasi... Akulturasi budaya di Makassar di antaranya lahir dari pedagang multietnis di masa lampau. Jejak pembauran ini bisa dijumpai dalam berbagai rupa dan menjadi penanda keterikatan antarwarga berbagai suku. KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN Ratusan orang menari bersama di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi ji batara bauleAti raja nakijai pa’nganroi baule Rajale alla kereaminjoAti… Ati… Ati rajaNitarima pappala’na bauleHanya ada satu TuhanAti raja, hanya kepada-Mu kami memintaApa pun itu yang sesungguhnyaAti… Ati… Ati rajaPasti akan diterima segala permintaanGenerasi muda di Kota Makassar saat ini barangkali banyak yang tidak tahu bahwa bait awal cuplikan lagu daerah Makassar ini diciptakan seorang seniman keturunan Tionghoa, Hoo Eng Djie 1906-1960. Menggunakan bahasa Makassar, lagu berjudul ”Ati Raja” istilah untuk hati yang lapang/bersih ini bercerita tentang pengakuan atas keberadaan Tuhan dan sekaligus tempat bermohon. Lagu ini sangat lekat di hati semua orang Makassar atau siapa pun yang pernah berdiam di kota ini. ”Ati Raja” bukanlah satu-satunya lagu Hoo Eng Djie, ada banyak lagu lain yang menjadi lagu daerah pecinan sebagai pusat perdagangan dan cikal bakal Kota Makassar, Sulawesi Selatan, memang memberi banyak warna dalam perkembangan kota dan juga warganya. Akulturasi dalam beragam rupa adalah salah satu hal penting yang lahir kemudian dari kawasan ini, termasuk lagu-lagu ciptaan Hoo Eng Djie tadi. Kedatangan beragam etnis di Makassar pada masa lampau, walau awalnya hanya untuk kepentingan berdagang, nyatanya melahirkan kisah pembauran. Di kawasan pecinan, kawin mawin antara etnis Tionghoa dan Bugis, Makassar, atau Melayu, kemudian melahirkan turunan peranakan. Para peranakan ini tak sekadar melanjutkan usaha moyang mereka, tapi juga menciptakan akulturasi dan harmoni. Akulturasi ini hadir di meja makan, di pesta adat, dunia berkesenian, dan banyak aspek lain Aritanto 60, budayawan Tionghoa yang menghabiskan masa kecil di tengah-tengah pecinan, masih ingat betul bagaimana setiap perayaan Maulid dia diminta mengantar telur berwarna merah dan beragam penganan ke masjid. Sejak dulu hingga kini banyak masjid di pecinan. ”Ibu saya punya usaha kue dan makanan. Setiap kali Maulid, dia akan menyempatkan waktu khusus membuat telur berwarna merah dan membuat songkolo nasi ketan, lalu meminta saya membawanya ke masjid,” SRI AYU Suasana Masjid Amanah Ende di kawasan pecinan Makassar, Selawesi Selatan, Kamis 15/7/2021. Masjid ini adalah salah satu jejak sejarah pembauran di David, moyang mereka punya tradisi membuat telur berwarna merah untuk menyambut atau memperingati kelahiran seseorang. Saat itu, pedagang Tionghoa akan ikut bersukacita merayakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang diwujudkan dengan membuat mengatakan, ada banyak jenis kuliner ataupun tradisi yang sesungguhnya adalah hasil akulturasi. Coto Makassar, kue-kue tradisional, hingga ornamen pelengkap pesta pernikahan dan pakaian adat adalah sebagian juga Menikmati Akulturasi di Meja MakanKuliner memang menjadi salah satu ikon pecinan Makassar. Dari kawasan ini lahir sejumlah warung kopi tertua yang hingga kini tetap bertahan. Pemiliknya kini mengembangkan usaha dengan model waralaba hingga lahir cabang-cabang di sejumlah wilayah, termasuk di luar Makassar. Sebut saja Warkop Phoenam dan Hai goreng Sulawesi, yang juga menjadi salah satu kuliner ikonik Makassar, bermula di Jalan Sulawesi, kawasan pecinan, lebih 50 tahun lalu. Cabangnya kini menyebar di sejumlah tempat. Begitu pula jalangkote yang jadi penganan khas Makassar. Beberapa usaha jalangkote yang besar kini dikelola generasi ketiga dari kawasan A SETYAWAN Coto Makassar menjadi menu utama di rumah makan Daeng Memang di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Rabu 5/4/2017.Siapa pun yang pernah ke Makassar pasti pernah mendengar atau mencoba kuliner mi kering. Makanan berbahan mi garing yang diberi kuah kental berisi campuran ayam, udang, dan sayuran ini diperkenalkan oleh seorang warga keturunan yang akrab dipanggil Angko Cau. Makanan hasil kreasinya ini tak hanya menjadi kuliner ikonik di Makassar, tetapi juga menginspirasi banyak pemilik restoran hingga warung kaki lima untuk mengadopsi dan menjadikannya menu juga merupakan bentuk akulturasi budaya Tionghoa dan adat lelaki dalam suku Bugis dan Makassar dengan model kerah berdiri pun punya kemiripan dengan pakaian etnis Tionghoa. Begitupun ornamen dalam pakaian adat perempuan dengan gelang berhias naga. Ada pula hiasan pelaminan yang tampak seperti burung merak, tetapi bagi orang Tionghoa adalah burung korongtigi juga merupakan bentuk akulturasi budaya Tionghoa dan Bugis-Makassar. Korongtigi ini adalah momen melepas calon pengantin untuk memulai hidup baru yang digelar dalam ritual sakral yang dihadiri kerabat dekat.”Dalam pernikahan etnis Tionghoa, kami juga menggelar malam korongtigi dengan beragam kue sebagaimana lazimnya yang dilakukan suku Bugis Makassar,” tambah ARIYANTO NUGROHO Penari dari Yayasan Belantara Budaya Nusantara ketika membawakan tari kipas pakarena dari Gowa, Sulawesi Selatan, saat Pergelaran Tari Nusantara di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu 11/4/2021.Sejarawan Universitas Hasanuddin Dias Pradadimara mengatakan, keberadaan pedagang Tionghoa di masa lampau memang melahirkan pembauran. ”Ada banyak hal dari Tionghoa yang diadopsi dalam budaya Bugis, Makassar, maupun Melayu. Begitu juga sebaliknya. Dulu, identitas etnis sangat kuat dibandingkan mempersoalkan asal-usul,” etnis dan pembauran yang melahirkan keterikatan erat ini, sayangnya, pernah ternoda saat terjadi beberapa kali konflik berbau etnis di Makassar. Ini terutama saat pemerintahan Orde Baru.”Orang kemudian melihat etnis Tionghoa hanya dari satu sisi, padahal di antara mereka pun sebenarnya banyak konflik dan persaingan hingga faksi,” kata Dias. Ini yang kemudian membuat harmoni seolah pudar dan etnis Tionghoa terkesan menjadi juga Akulturasi Memperkaya BudayaSoal ini, sejarawan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Yerry Wiryawan, mengatakan akulturasi yang baru mestinya bisa dibuat lagi. ”Akulturasi yang ada saat ini adalah peninggalan masa lalu. Mestinya bisa dikreasikan dan diciptakan lagi hingga terus ada yang baru. Bisa membuat kuliner, lagu, film, apa pun,” mengatakan, perihal memperbarui dan menciptakan akulturasi baru adalah sesuatu yang niscaya. Makassar adalah kota yang dicintai semua warganya, tak peduli latar belakang. Sejatinya, kebanggaan dan kecintaan ini adalah modal utama untuk melahirkan keterikatan yang lebih erat lagi. EditorMohamad Final Daeng KotaMakassar tumbuh menjadi kota metropolitan, salah satu kota tersibuk di luar Jawa. Kota seluas kurang lebih 17,77 km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar dengan luas perairan 100km2 ini menjadi kota terpenting di Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia15 Mei 2022 0033Hai Adellya, kakak bantu jawab ya. Jawaban yang tepat yaitu d. letaknya strategis dan memiliki pelabuhan yang baik. Untuk lebih jelasnya, pahami penjelasan berikut. Kesultanan Makassar adalah kerajaan Islam yang terletak di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini berawal dari Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo yang kemudian bergabung menjadi satu di bawah pimpinan Raja Gowa. Adapun Raja Tallo menjadi mangkubumi. Kesultanan Makassar menjadi suatu kesultanan besar sebab kerajaan ini memiliki letak yang strategis. Dimana kerajaan ini berkembang menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Kesultanan Makassar pun menjadi bandar penghubung antara Malaka, Jawa, dan Maluku sehingga ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari dalam dan luar negeri. Dengan demikian, berkembangnya Kesultanan Makassar menjadi salah satu pusat perdagangan saat itu disebabkan letaknya strategis dan memiliki pelabuhan yang baik. Semoga membantu. Padatahun 1800-an, perdagangan Damar di Bosnik telah berjalan. Dan satu-satunya tempat pusat perdagangan terpenting agatis di pulau Biak, adalah di Bosnik. Pada tahun 1800-an hingga tahun 1900-an, sudah ada pedagang Cina di Bosnik. Perdagangan tumbuh subur di Bosnik. K apal-kapal para pedangang banyak berlabuh disana. Para pebisnis seperti ArticlePDF Available AbstractPenelitian ini bertujuan untuk melihat keterlibatan Kerajaan Gowa-Tallo dalam lintas perdagangan maritim sebagai pelabuhan transito. Runtuhnya Selat Malaka mengantarkan Kerajaan Gowa-Tallo sebagai kerajaan terbesar di wilayah timur Indonesia. Penelitian ini mengunakan metode penelitian sejarah, yaitu menelusuri dokumen-dokumen dan studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa komoditas utama kerajaan Gowa- Tallo adalah beras yang disuplai dari Maros dan Sumbawa untuk kemudian ditukarkan dengan rempah-rempah di Maluku. Sebelum mengenal sistem pembayaran dengan menggunakan uang, diterapkan sistem barter. Beras dan barang lainnya yang dibeli di pelabuhan bagian barat oleh pedagang Bugis-Makassar dijual secara barter dengan rempah-rempah. Penukaran secara barter ini didasarkan pada perbandingan kesatuan yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 129BERAS SEBAGAI KOMODITI UTAMA DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI MAKASSARRICE AS THE MAIN COMMODITY OF MARITIME TRADE IN MAKASSARSritimuryatiBalai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi SelatanJalan Sultan Alauddin / Tala Salapang Km. 7 Makassar, 90221Telepon 0411 885119, 883748, Faksimile 0411 865166Pos-el sritimuryati 26 Februari; Direvisi 6 April; Disetujui 31 Mei 2018ABSTRACTThis study aims to see the involvement of the Gowa-Tallo Kingdoms in maritime trade as a transit port. The collapse of the Malacca Strait led to the Gowa-Tallo Kingdom as the largest kingdom in eastern Indonesia. This research uses historical research method that explores documents and literature studies. The study results show that the main commodity of the Gowa-Tallo kingdom was rice supplied from Maros and Sumbawa to be exchanged with spices in Maluku. Before knowing the payment system by using money, it was applied the barter system. Rice and other items purchased at the western port by Bugis-Makassar traders, are sold barterly with spices. This barter exchange is based on a comparison of the unity that has been determined by both trade, rise, ini bertujuan untuk melihat keterlibatan Kerajaan Gowa-Tallo dalam lintas perdagangan maritim sebagai pelabuhan transito. Runtuhnya Selat Malaka mengantarkan Kerajaan Gowa-Tallo sebagai kerajaan terbesar di wilayah timur Indonesia. Penelitian ini mengunakan metode penelitian sejarah, yaitu menelusuri dokumen-dokumen dan studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa komoditas utama kerajaan Gowa-Tallo adalah beras yang disuplai dari Maros dan Sumbawa untuk kemudian ditukarkan dengan rempah-rempah di Maluku. Sebelum mengenal sistem pembayaran dengan menggunakan uang, diterapkan sistem barter. Beras dan barang lainnya yang dibeli di pelabuhan bagian barat oleh pedagang Bugis-Makassar dijual secara barter dengan rempah-rempah. Penukaran secara barter ini didasarkan pada perbandingan kesatuan yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak. Kata kunci Perdagangan, Beras, sebuah negara maritim dapat dilihat dari aktivitas masyarakatnya, di mana orintasi pekerjaan lebih diarahkan kepada konsep bahari. Maros sebagai salah satu Kerajaan yang ikut andil dalam arus perdagangan beras di Nusantara dengan mensuplai beras sebagai komoditi utama dari Kerajaan beras di Indonesia pada masa kolonial sulit untuk diperkirakan. Di pulau-pulau luar Jawa, produksi tidak terdaftar sistematis seperti di Jawa selama periode ini. Satu-satunya indikasi dari tingkat swasembada produksi pangan di pulau-pulau luar Jawa dapat diperoleh dari statistik perdagangan. Baik di Jawa maupun di pulau luar Jawa, beras telah menjadi tanaman pangan paling penting sejak zaman Beras adalah tanaman pangan utama di sebagian besar nusantara, kecuali Maluku, Papua Barat, dan Madura, di mana sagu merupakan tanaman utama, dan juga di Sulawesi dan Timor, di mana selain tanaman pangan padi lainnya, seperti jagung lebih utama/penting. Sulit untuk memperkirakan total produksi beras di Indonesia pada masa kolonial. Kedatangan VOC di Kerajaan Gowa terjadi pada masa pemerintahan 1Touwen,Jeroen, Extremes in the Archipelago Trade and economic development in the Outer Islands of Indonesia, 1900-1942 hlm. 216. 130Sultan Alaudin, yaitu kakek Sultan Hasanuddin. Pada saat itu, hubungan Kerajaan Gowa dengan VOC sangat baik, karena murni adanya hubungan perdagangan. Adanya persaingan antara bangsa-bangsa Eropa yaitu Portugis, Inggris, Spanyol, Belanda yang ingin menguasai pasaran rempah-rempah dunia, memaksa mereka untuk mendekatkan diri pada Kerajaan Gowa. Hal ini dikarenakan Kerajaan Gowa merupakan kerajaan terkuat dan terbesar di Indonesia Timur sebagai tempat pemasaran rempah-rempah. Ini diperoleh dengan menaklukkan daerah sekitar atau kerajaan-kerajaan kecil yang umumnya berbasis agraris. Maka Kerajaan Gowa dengan leluasa meningkatkan produksi komoditi pertanian dan rempah- Dalam kesempatan ini, Belanda yang dipimpin Anthony Van Diemen bulan Juni 1637, mengajak berunding dengan Kerajaan Gowa agar bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis dan Spanyol tidak diperkenankan berdagang rempah-rempah di Somba Opu dengan alasan karena mereka merupakan saingan Kerajaan Gowa. Padahal yang terjadi justru sebaliknya, Belanda takut jikalau Portugis dan Inggris menguasai monopoli perdagangan rempah-rempah. Tujuan mereka sama yaitu untuk memonopoli rempah-rempah. Raja Gowa menolak perundingan asal semua orang asing tidak mengganggu ketertiban dan merugikan Kerajaan Gowa. Melihat hal itu, Belanda pun mulai berbuat licik dengan cara mengundang orang-orang Gowa, tetapi pada akhirnya mereka ditawan. Rakyat Gowa sendiri tidak hanya berdiam diri dengan perlakuan Belanda tersebut, tetapi banyak perlawanan-perlawanan dari rakyat pada waktu itu. Mereka membalas VOC dengan menyerang kapal-kapal VOC yang ada di Pelabuhan Somba Opu. Maka mulai terjadi ketegangan-ketegangan antara VOC dengan Kerajaan Gowa, sampai mengantarkan pada serangkaian perjanjian-perjanjian yang hasilnya lebih menguntungkan Belanda VOC. 2Usman Nukma. Makassar Pesona Dunia. Pemkot Makassar Pelita Pustaka, 2008., Hlm. VOC terhadap sistem perdagangan Asia Tenggara melahirkan sistem transportasi maritim yang strategis. Sistem ini kental dengan metode politis yaitu dengan mengadakan perjanjian dengan berbagai penguasa lokal untuk mendapatkan kesempatan dagang. Sementara metode teknologis paling signikan adalah kebijakan untuk mendesain kapal yang disesuaikan dengan tujuan sehingga VOC dapat aktif sepanjang tahun tanpa terbatasi oleh musim muson.3 Metode militer juga menjadi nafas bagi perdagangan maritim Asia sebab kepemilikan kapal perang menjadi pengukur posisi kekuasaan. Sebagai contoh penguasa yang paling menonjol di Banda adalah Kerajaan Ternate yang memiliki armada kora-kora, sementara di Malaka, kaum Moors memiliki jumlah lancharas yang lebih dari cukup untuk menghancurkan armada asing. Realitas di atas mengindikasikan bahwa perdagangan di Asia, pada kemudian hari dikenal sebagai age of commerce,4 tergolong sebagai perdagangan bersenjata armed trading.5 VOC ditandai dengan volume kedatangan kapal di berbagai pelabuhan di seluruh dunia. Tercatat pada tahun 1610-1630 terdapat total 864 kunjungan di Batavia dengan volume sementara periode setelah stabilisasi yaitu tahun 1630-1650 kunjungan meningkat dari 66% menjadi dengan volume terhadap aspek tertentu membutuhkan proses yang diisi dengan berbagai kebijakan yang saling berkesinambungan. VOC tidak memutuskan untuk mempersenjatai dirinya, maka perdagangan VOC di perantauan Asia akan segera gulung tikar. Karena itu, Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-16 dan 17, Jakarta Komunitas Bambu, 2008, hlm. 2-18. 4Anthony Reid, Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680, Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 2011. 5James D. Tracey, “Introduction” dalam id. ed., The Political Economy of Merchant Empires State Power and World Trade 1350-1750, USA Cambridge University Press, 1991, hlm. hlm, Volume 9, No. 1, Juni 2018 129—140 131VOC menggabungkan politik, militer dan teknologi menjadi kesatuan yang sinergis untuk memperoleh tujuan ekonomi yaitu monopoli rempah di Indonesia. Hal ini juga menunjukkan bahwa strategi VOC selama dua dekade di atas terorganisir dengan efektif. Makassar dikenal sebagai salah satu daerah penghasil beras utama di Indonesia. Makassar ini dijadikan sebagai pusat niaga beras di Sulawesi Selatan. Adanya daya dukung agraris dan kondisi ekologis menjadikan daerah ini sebagai salah satu penghasil beras utama di Indonesia, khususnya untuk kawasan timur. Fakta historis menunjukkan bahwa, Makassar menjadi salah satu daerah pengekspor beras pada masa masa pra kolonial, VOC merupakan kongsi dagang pertama di kepulauan nusantara yang merupakan representasi dari kekuatan komersil Belanda. Pada awal kedatangannya, kawasan Asia Tenggara bukan kawasan tanpa dinamika. Penguasa-penguasa lokal mendominasi perdagangan rempah pada abad ke-18, sehingga kekuatan di luar ”sistem” tersebut tidak memiliki pilihan selain bertarung untuk mendapat kesempatan dagang. Shipping komersil menjadi kalah penting dengan ekspedisi militer dan saling menguasai. Hal ini merupakan sebuah jalan panjang sebelum VOC dikatakan sebagai pelaku monopoli perdagangan di kepulauan 7Nahdia Nur, “Perdagangan Beras di Makassar Awal Abad XX”, Lembaran Sejarah, 51, hlm, 84. 8Lilliyana Mulya. Kebijakan Maritim di Hindia Belanda Langkah komersil pemerintah kolonial Hlm. PustakaAda lima pendekatan teori9 yang sering dipakai dalam mengkaji sejarah ekonomi Indonesia di luar Jawa10. Pertama, adalah pendekatan “ekonomi kolonial” yaitu pendekatan yang menonjolkan ekspansi ekonomi masuknya perusahaan-perusahaan Barat di kepulauan Indonesia 11 . Kedua, pendekatan “ekonomi lokal” yaitu pendekatan yang mengfokuskan bagian-bagian kecil dari kepulauaan Indonesia, misalnya kajian Thee Kian Wie di Sumatra Timur12 kajian Cristiaan Heersink di Selayar13, “Bambang Purwanto di Sumatra Ketiga, adalah pendekatan yang menguji secara keseluruhan kondisi ekonomi lokal. Itu dapat dilihat kajian Van Der Kraan15, Keempat, pendekatan yang menekankan bagian integral dari ekonomi pulau-pulau di Asia Tenggara, 9Dari Lima pendekatan teori yang sering dipakai dalam mengkaji sejarah ekonomi Indonesia empat di antaranya utarakan oleh Howard Dick, dan satu toori penfdekatan Sejarah ekonomi Indonesia oleh J. T,. Lindblad. 10Howard W. Dick 1993, “Indonesian Economic History Inside Out, Review of Indonesian and Malasian Affairs” RIMA. Vol 27. 1993 Lihat Pula Singgih Sulistiyono The Java Sea Network Patterns In The Development of Integteregional Shipping an tarade in the Process of National Economic integration in Indonesia 1870-1990. Proefschrift. Leiden Universsity 2003, hal 12. 11Lindblad, J. Thomas,” Economic Growth in the Outher Island, 19191940”, HollandNew Lihat pula 12Thee. Kian Wie, 1977. “Plantation Agriculture and Esport Growth An Economic History of East Sumatra, 1863-1942” .1977. Jakarta LEKNAS-LIPI13Heersink, , e Green Gold of Selayar A Socio Economic History of an Indonesia Coconut Island C. 1600 –1950 Perspectives from a Periphery. Academisch Proefschri ter Verkrijging van de Graad van Doctor Aan de Vrije Universiteit te Amsterdam. 1995 14Poerwanto Bambang, 1992 “From Dusun to Markt Native Rubbert Cultivation in Southeast Sumatra, 1890-1940”. Dessertation at the School o Oriental and African Studies. 199215Van der Lombok Conques, Colonisation and Undersevelopment Singapore Heinemann,1976 Capitalism and Confrontations in Sumatra’s Plantation Belt, 1870-1979 New haven Yale University Press. 1985Beras Sebagai Komoditi Utama... Sritimuryati 132misalnya kajian Anthony Reid,17 Butcher dan Howard Kelima, Pendekatan teori yang mengfokuskan pulau-pulau sebagai unit analisis dari keseluruhan pulau, tidak hanya satu tempat saja tetapi variasi pengembangan ekonomi regional yang juga tidak lepas dari ekonomi Barat dan pribumi misalnya kajian Jeroen L. Touwen 19dan Lindblad20. Kajian ini lebih difokuskan pada pendekatan kelima, yaitu pendekatan teori yang mengkaji pulau-pulau sebagai unit analisis dari keseluruhan pulau tidak hanya wilayah Sulawesi Selatan, tetapi juga ekonomi pulau-pulau di Wilayah Timur Besar dengan pasaran dunia. Kajian ini menggunakan pendekatan teori “jaringan perdagangan”. Teori ini menekankan sistem mata rantai ekonomi dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Dengan pendekatan teori ini, diharapkan dapat melihat gambaran variasi jaringan pelayaran perdagangan beras pada pelabuhan-pelabuhan. Ini dimaksudkan untuk dapat mengurangi perbedaan pemahaman sejarah ekonomi kepulauan Braudel itu juga mempengaruhi gagasan Van leur, membahas mula era perdagangan di Asia. Menurutnya, perdagangan antara Asia yang terbentang dari Mediterranean hingga Jepang tersusun sebagai perdagangan penjajah invaders trade.21 Karena itu, jaringan 17Anthony Reid, Southeast Asian the Age of Commerce, the Land Below the Winds. New haven & London Yale University Press. 1988; Asia Tenggara dalam Kurung Niaga 1450-1680, Jilid I Jakarta Yayasan Obor 1992. Southeast Asia in the Age of Commerce, Expansion and Crisis. New haven & London Yale University Press 199318J. Buchter & Howard W. Dick Ed. The Rise and Fall of Revenue Farming Business elites and the Emergence of the Modern State in Southeast Asia. London macmillan. 1993 19Touwen Jeroen, 2001. Estremes in the Archipelago Trade and Economic development in the Outer Island of Indonesia 1900-1942, Leiden KITLV. Press20Thomas J. Lindblad, 1989. Het Belang van de Buitengewesten Economische Expansie and Koloniale Staatsvorming in de Buitengewesten van Nederlands- Indie, 1870-1942. Amsterdam Neha21Van Leur, Indonesian Trade and Society Essays in Asian Social and Economic History. Amsterdam The Royal Tropical Institute, 1960.. hal. 75. perdagangan penjajah itulah yang mendorong terbentuknya kota-kota dagang seperti Malaka, Aceh , Banten, Makassar dan Ternate. Lain halnya dengan Meilink Roelofsz, justru melihat bahwa perdagangan di Asia bukan semata perdagangan yang dilakukan penjajah seperti yang disebutkan Van Leur, tetapi merupakan pedagang yang bebas seperti pelayar yang memiliki Kajian perdagangan dari perspektif sejarah belum mendapatkan perhatian yang cukup. Beberapa kajian yang ada lebih mengfokuskan pada masalah perdagangan di Makassar. Di antaranya dapat disebutkan Anthony Reid 1983, Sutherland 1987; 1989, Edward, L. Poelinggomang 1991.23 Kajian sejarah yang menempatkan ekonomi kepulauan sebagai determinisme geogra dalam membentuk jaringan perdagangan antarpulau dan antarlaut hampir tidak ini mengacu pada penelitian studi pustaka dengan menggunakan metode sejarah kritis sesuai dengan langkah-langkah penelitian sejarah pada umumnya. Langkah pertama penentuan topik penelitian, langkah kedua menerapkan kritik sumber atas data yang digunakan sehingga dapat diketahui kevalidan dari data tersebut, ketiga interpretasi dan historiograf. Fokus penelitian ini menitikberatkan pada perdagangan beras yang merupakan komoditi utama ketika kejayaan Kerajaan Gowa-Tallo. Lokus penelitiannya di Makassar. 22Meilink-Roelofsz, Asian Trade and European Inuence in the Indonesian Archipelago between 1500 and about 1630. The Hague, Nijhoff. 1969, Reid, “ The Rise of Makassar”, dalam Rima Vol. 17,1983, hal . 117; H. A. Sutherland, “ Eastern Emporium and Company Town Trade and Society in Eighteenth- Century Makassar” dalam Frank Broeze,ed. Brides of the Sea Port Cities of Asia From the 16tth17th Centuries Kensington New South Wales University Press, 1989 , hal 98.; Edward Lamberthus Poelinggomang, Proteksi dan Perdagangan Bebas Kajian Tentang Perdagangan Makassar pada Abad ke-19. Academisch Proefschrift Vrije Universiteit. Amsterdam Volume 9, No. 1, Juni 2018 129—140 133PEMBAHASAN1. Jalur dan Jaringan Perdagangan di SulawesiKerajaan di Nusantara yang berhasil mengambil keuntungan dari adanya perdagangan maritim yang diperkenalkan oleh bangsa Eropa, Cina, dan Arab antara lain Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Aceh, Mataram, Gowa Tallo, dan Ternate merupakan kerajaan yang berkembang pesat karena adanya perdagangan tersebut kemudian mengetahui bahwa ada nilai jual yang sangat tinggi untuk rempah-rempah yang dihasilkan di Ternate dan Maluku, karena itu tidak jarang terjadi perang dalam perebutan komoditi tersebut. Banyak pedagang dari Jawa yang mengunjungi Maluku dan Banda untuk membeli rempah-rempah dan kemudian dibawa kembali ke Jawa untuk dijual. Mereka merupakan saudagar-saudagar dari golongan istana yang ditugaskan untuk menukarkan barang-barang milik kerajaan guna mendapatkan keuntungan lebih besar. Pedagang dari seluruh nusantara berdagang ke Maluku, secara bersamaan agama Islam mulai disebarkan melalui jalur Lagaligo menceritakan pelayaran Sawerigading pergi ke La Taneta hingga Pantai Koromandel. Hubungan itu menciptakan pertemuan antara empat zona perdagangan seperti jaringan laut Jawa, Teluk Bengal, India Selatan, Sailon, Birma dan Pesisir Utara serta Barat Sumatera, Selat Malaka dan Cina Selatan, jaringan laut Suluh Lusin, Cebuh, Mindaro, Maindanao dan pesisir utara Kalimantan.24 Jalur itu memposisikan Makassar sebagai pusat perdagangan di jaringan Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara yang membutuhkan kayu cendana dan rempah-rempah di Indonesia Timur. Sulawesi Selatan sebagai pusat perniagaan di Indonesia Timur didukung oleh prinsip kebebasan laut dari Kerajaan R. Hall. Maritime Trade and state Development in the Early South East Asia. Honolulu. University of Hawai Press ,1985., Reid. The Rise of Makassar. Dalam RIMA 17. perdagangan di Sulawesi Selatan telah berkembang setidaknya pada abad XVI di mana salah satu komoditi yang diperdagangkan menurut Tome Pires adalah beras. Terlibatnya para pedagang-pedagang lokal Sulawesi dengan pedagang asing dikarenakan kondisi geogras daerah pesisir Sulawesi Selatan yang memiliki garis pantai cukup panjang pada abad XVII. Pada awal abad XVI di pesisir Sulawesi Selatan telah terbentuk kota-kota pelabuhan atau bandar niaga seperti, Siang Pangkajene, Tallo dan Somba Opu. Bandar niaga inilah yang dimanfaatkan penduduk dan penguasa setempat untuk memasarkan komoditi andalannya di mana salah satunya ialah Pelabuhan Makassar ber-dampak pada semakin ramainya kapal-kapal yang masuk di Pelabuhan Makassar. Kapal dan perahu setiap tahunnya bertambah baik kapal Eropa maupun kapal-kapal pribumi. Jumlah kapal yang masuk di Pelabuhan Makassar mulai membaik dan mencapai puncaknya pada masa Kerajaan Gowa Tallo abad XVI. Meningkatnya perdagangan di Makassar ketika itu banyak ditentukan oleh kebijakan kerajaan yang menempatkan Makassar sebagai pelabuhan bebas bagi masuknya kapal-kapal asing di Pelabuhan Somba Makassar atau Bandar niaga Somba Opu baru memperlihatkan gejala pertumbuhan dengan pesat pada pertengahan abad XVI, kemudian meningkat lagi perkembangannya pada awal abad XVII. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh dorongan pertumbuhan internal maupun pengaruh situasi perkembangan niaga dari luar. Pertumbuhan internal bersumber dari adanya ambisi penguasa Kerajaan Gowa-Tallo untuk mengembangkan bandar niaganya sebagai satu-satunya pelabuhan dagang dan pusat perdagangan di wilayah tersebut. Sedangkan dorongan pertumbuhan dari luar antara lain disebabkan; pertama, terjadinya pergeseran kegiatan perniagaan ke wilayah timur mengikuti situasi perkembangan politik di nusantara, yakni jejak jatuhnya Malaka pada 1511 dan dikuasainya jaringan perdagangan Beras Sebagai Komoditi Utama... Sritimuryati 134Selat Malaka untuk beberapa waktu oleh orang-orang Portugis. Masalah tersebut menyebabkan banyaknya pedagang-pedagang dari Malaka mengalihkan perdagangannya ke Makassar atau Pelabuhan Somba Opu. Kedua; hadirnya sekelompok pedagang asing untuk menjadikan Pelabuhan Makassar sebagai koloni dagang dan mengalihkan perdagangan ke Hingga pertengahan abad ke-17, Makassar berupaya merentangkan kekuasaannya ke sebagian besar wilayah Indonesia Timur dengan menaklukan pulau Selayar dan sekitarnya, kerajaan-kerajaan Wolio di Buton, Bima di Sumbawa, Banggai di Sulawesi Tengah dan Gorontalo di Sulawesi Utara serta mengadakan perjanjian-perjanjian dengan Kerajaan Seram dan pulau-pulau lain di Maluku. Makassar menjadi salah satu bagian terpenting dalam penyebaran agama Islam. Sultan Makassar juga menjalin hubungan perdagangan dan diplomatik yang erat dengan kerajaan-kerajaan Banten dan Aceh di Indonesia bagian Barat, Golconda di India dan kekaisaran Ottoman di Timur Perdagangan Beras di MakassarPolitik pintu terbuka yang dijalankan oleh Kerajaan Gowa bukan hanya diarahkan untuk memikat pedagang dan pelaut di daerah sekitar Bugis, Makassar, Mandar, Selayar, dan Bajo atau Portugis di Malaka dan Melayu, tetapi juga mereka yang bergiat di Asia Timur dan Asia Tenggara pedagang Eropa, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Dalam hal ini, peran pelaut dan pedagang Sulawesi Selatan tidak dapat diabaikan. Mereka melakukan pelayaran niaga antara Makassar dan daerah penghasil komoditas terpenting ketika itu Maluku rempah-rempah dan Timor serta Sumba kayu cendana. Kedua komoditas ini telah memikat pedagang lain 26Muhammad Vibrant Anwar. Terbentuknya Kota Pelabuhan Makassarstudi kasus tonggak awal pembentukan kota Makassar pada masa Kerajaan Gowa tahun 1510-1653. Jakarta Skripsi Fakultas Sastra Universitas Indonesia, datang ke Keterbukaan Kerajaan Gowa terhadap semua pedagang memperlancar hubungan dagang dengan pusat perdagangan lain. I Malikang Daeng Manyonri 1593-1636, Mangkubumi Kerajaan Gowa, diberitakan mendapat izin dari penguasa Banda untuk menempatkan wakilnya di Banda pada 1607. Selain itu, atas izin pemerintah Spanyol di Filipina, penguasa Gowa mendirikan perwakilan dagang di Manila. Menurut Speelman, perwakilan dagang Gowa di Manila didirikan karena pedagang Melayu dan Jawa dilarang mengunjungi Manila dengan meng-atasnamakan Makassar Gowa. Pemerintah Spanyol hanya menerima pedagang Makassar karena mereka, selain memiliki hubungan dagang, mereka juga dapat memenuhi permintaan rempah-rempah dan komoditas lain seperti Jalur politik perdagangan hasil pertanian terutama beras dari kawasan Indonesia Timur ke Batavia dan Laut Cina Selatan hampir sepenuhnya di bawah kendali kesultanan Gowa Makassar. Etnis Bugis merasakan adanya semacam ketidakadilan dalam pengelolaan sumber-sumber agraris di pedalaman Sulawesi Selatan. Sebelum berakhirnya abad XVI, kesultanan Gowa memiliki kemampuan mengendalikan politik perdagangan hasil pertanian kawasan Indonesia Timur yang relatif kuat. Dengan keberhasilannya menguasai semenanjung dan menjadikan Pelabuhan Makasar sebagai bandar perdagangan antar pulau yang besar, etnis Makasar kesultanan Gowa bisa mengelola perdagangan dan ekonomi beras dari pedalaman Sulawesi Selatan dan perdagangan hasil bumi dari pulau-pulau lain bagian timur Indonesia. 29Cara berdagang semacam itu me-mudahkan pelaut dan pedagang Makassar 27Mualim Agung Wibawa. Peranan Kerajaan Gowa Dalam Perniagaan Abad ke XVII. Jakarta Skripsi Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah, 2011,. Volume 9, No. 1, Juni 2018 129—140 135memperoleh rempah-rempah dari Maluku dalam jumlah besar dan murah, sehingga harga jual di Makassar lebih murah daripada di daerah produksinya sendiri. Stapel yang mengkaji tentang Makassar, menggambarkan perdagangan Makassar pada permulaan abad XVI ke dalam beberapa bagian pertama, pusat perniagaan dan pangkalan bagi pedagang dan pelaut Makassar. Kedua, pelabuhan transit terpenting bagi komoditas rempah-rempah dan kayu cendana. Ketiga, daerah yang berlimpah dengan produk pangan beras dan ternak. Keempat, bandar niaga bawah kesultanan Gowa, sejak zaman Portugis abad XVI, Kota Makasar telah menjadi pusat peradaban dan perdagangan global kawasan Indonesia Timur. Sebelum maskapai perdagangan pemerintah Hindia Belanda VOC memasuki kawasan Indonesia Timur, kesultanan Gowa memiliki pengaruh besar dalam perdagangan hasil pertanian di kawasan Ternate, Buton, Minahasa, Maluku dan Nusa Tenggara. Keberadaan Portugis di Maluku dan Timor tampaknya tidak menimbulkan ketegangan yang berarti bagi kesultanan Gowa. Ketegangan memperebutkan kekuasaan atau monopoli perdagangan hasil pertanian baru terasa meninggi setelah masuknya orang-orang Belanda di Banten dan Batavia. Orang-orang Belanda menilai bahwa keberadaan kesultanan Gowa, yang mengendalikan bandar pelabuhan Makassar, sebagai pesaing yang harus disingkirkan. Pendeknya pusat perdagangan Batavia di Barat tidak boleh diganggu oleh kesultanan Makassar di Timur.31Perkembangan Makassar sangat di-tentukan oleh dua faktor. Pertama, perdamaian dan keamanan yang ada di Sulawesi Selatan di bawah hegemoni Gowa-Tallo, sehingga memungkinkan aktivitas perdagangan di Makassar dan sebaliknya, para pedagang Stapel, Het Bongaais Verdrag, Leiden Rijksuniversiteit Leiden, 1922. Disertasi.hlm. History dan Kemacetan Reforma Agraria di Sulawesi Selatan. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 4 No. 1, Maret 2006. tertarik ke sana membawa banyak kekayaan. Kedua, kedudukannya sebagai pelabuhan transit sangat tergantung pada aliran rempah-rempah dari Maluku, Seram, Ambon dan pada produksi beras serta bahan makanan lainnya yang dibutuhkan sebagai bekal dalam dagang pada waktu itu umumnya dilakukan secara barter. Beras dan barang lainnya yang dibeli di pelabuhan bagian barat oleh pedagang Bugis Makassar, kemudian dijual secara barter dengan rempah-rempah. Penukaran secara barter ini didasarkan pada perbandingan kesatuan yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak. Sistem penukaran seperti ini berlaku juga bagi barang dagangan yang berasal dari negeri asing, misalnya pertukaran antara kain buatan India dalam kesatuan potong dengan rempah-rempah dalam kesatuan bahar. Bahar digunakan sebagai kesatuan berat dan sering berbeda ukurannya di setiap tempat, seperti bahar Maluku = 600 pond, sedangkan bahar Malaka = 550 barter yang digunakan oleh pedagang antara pedagang asing lokal, berupa tukar menukar barang dagang yang diperlukan. Seperti pakaian, senjata, dan porselen yang dibawa oleh pedagang-pedagang dari Cina, Gujarat dan Portugis. Kemudian di tukar ke pedagang Bugis-Makassar untuk selanjutnya barang tersebut dibawa ke pelosok Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan Nusa Tenggara untuk ditukar dengan rempah-rempah, kemudian dijual lagi ke pedagang bandar Somba Opu, orang Portugis sering membawa tunai berupa mata uang timah Cina untuk kemudian diserahkan kepada pedagang Bugis Makassar yang akan pergi ke 32Kartodirjo, 1993. C. van Leur, Indonesian trade and society Lessays in asian social and economic history, Bandung Sumur Bandung, 1960. Hlm Reid. Dari ekspansi hingga krisis Jaringan Perdagangan Global Asia Tenggara 1450-1680 Jilid II Terjemahan. Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 1998,., Sebagai Komoditi Utama... Sritimuryati 136Maluku untuk membeli rempah-rempah. Para pedagang Bugis Makassar yang menerima semacam uang muka ini memberikan jaminan secara tertulis. Surat tanda terima ini ditulis dalam bahasa Makassar sebagai pusat perdagangan dan bandar niaga menjadi lebih besar, terutama dalam perdagangan rempah-rempah dan beras. Pelabuhan Makassar, tidak hanya disinggahi kapal-kapal dan para pedagang dari Nusantara, tetapi juga berasal dari Cina dan Eropa. Sejalan dengan itu, abad ke-17 merupakan saat di mana kerajaan-kerajaan Islam di pesisir Utara Pulau Jawa mengalami keruntuhan satu persatu. Keadaan itu merupakan kesempatan dan peluang yang besar bagi Kerajaan Gowa untuk mengembangkan diri menjadi pusat penyiaran agama Islam dan pusat perdagangan di kawasan timur pencaharian penduduk Makassar pada waktu itu berfokus pada dua sektor utama yaitu nelayan dan perniagaan. Sedang komoditi ekspor utama Makassar adalah beras, yang dapat ditukar dengan rempah-rempah di Maluku maupun barang-barang manufaktur asal Timur Tengah, India dan Cina di Nusantara Barat. Dari laporan saudagar Portugal maupun catatan lontara-lontara setempat, diketahui jika saudagar Melayu memilliki peranan penting dalam perdagangan berdasarkan pertukaran surplus pertanian barang-barang impor. Dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang umumnya berbasis agraris, maka Makassar dengan leluasa mampu meningkatkan produksi komoditi pertanian. Di pantai terdapat komoditi perikanan dan mungkin terdapat satu atau dua pasar untuk kegiatan perdagangan. Di sekitar tempat ini terdapat bangunan-bangunan yang didirikan oleh saudagar-saudagar yang bertempat tinggal di Makassar sebelum kota ini Schrieke, Indonesian Sociological Studies, Bandung The Hague, 1955. Hlm. Saleh Madjid. Ekspansi Politik Kerajaan Gowa-Tallo Terhadap Kerajaan Bima Abad XVII.Makassar Universitas Negeri Makassar oleh Belanda. Penduduk dari negeri pedalaman bagian utara yang disebut orang Bugis dan dari selatan yaitu orang Makassar menjadi pendukung kota. Jika mereka berniaga dengan orang luar, menjadikan Makassar sebagai pangkalan niaganya. Para pedagang yang berlayar dari bagian barat nusantara menuju daerah rempah-rempah di bagian timur, singgah di pangkalan Makasasar. Sering kali para pedagang ini hanya sampai di Makassar, menunggu kedatangan rempah-rempah dari timur. Di Makassarlah pedagang-pedagang dari barat dan dari timur bertemu dan melakukan transaksi. Para pendatang itu membentuk perkampungan sendiri-sendiri di bawah koordinasi seorang Syahbandar terpilih oleh sesama bangsanya dengan tugas mewakili awalnya, kegiatan perdagangan utama di bandar dunia adalah pemasaran budak-budak serta menyuplai beras kepada kapal-kapal VOC yang menukarkannya dengan rempah-rempah di Maluku. Pada tahun 30-an, Pelabuhan Makassar dibuka bagi kapal-kapal dagang Cina. Komoditi yang dicari para saudagar Tionghoa di Sulawesi pada umumnya berupa hasil laut dan hutan. Seperti teripang, sisik penyu, kulit kerang, sarang burung dan kayu cendana sehingga tidak dianggap sebagai langganan dan persaingan bagi monopoli jual- beli rempah-rempah dan kain yang didirikan VOC. Sebaliknya barang dagangan Cina, terutama porselen dan kain sutera, dijual para saudagarnya dengan harga lebih murah di Makassar daripada yang bisa didapat oleh pedagang asing di negeri Cina sendiri. Adanya pasaran baru itu mendorong kembali aktivitas maritim penduduk kota dan kawasan Makassar. Terutama penduduk pulau-pulau di kawasan Spermonde mulai mensosialisasikan diri sebagai pencari teripang, komoditi utama yang dicari para pedagang Cina, dengan 37Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Selatan. Ensiklopedia Sejarah Sulawesi Selatan Sampai Tahun 1905. Makassar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Selatan, 2000,. Volume 9, No. 1, Juni 2018 129—140 137menjelajahi seluruh kawasan timur nusantara untuk Kota Makassar pada zamannya adalah demikian strategisnya, dilihat dari sudut geo-politik, ia diapit oleh dua buah sungai, Tallo dan Jeneberang, di sebelah selatan dan utara. Di sebelah timur oleh lembah pegunungan Bawakaraeng yang sangat luas dan subur, di sebelah barat oleh lautan dengan banyak pulau-pulau kecil tersebar bagaikan benteng-benteng pertahanan yang menghadang di depan pantai Makassar. Orang-orang dari negeri pedalaman yang menjadi latar belakang kehidupan kota dari arah sebelah utara yang didiami oleh orang-orang Bugis dan arah sebelah selatan oleh orang-orang Makassar. Mereka sama-sama mempunyai kepentingan bilamana hendak berhubungan dengan dunia luar yang menjadikan Makassar sebagai pangkalan niaga. Mereka yang berlayar dari bagian barat nusantara dari Malaka, Sumatra dan dari Jawa untuk mencapai pulau rempah-rempah di bagian timur nusantara, bertemu di pangkalan atau Bandar niaga Makassar Bengawan samudra dari bagian timur nusantara. Orang Makassar, Bugis, Ternate, Seram, Banda dan sebagainya yang hendak membawa barang dagangannya ke bagian lain di kepulauan nusantara, harus melalui Bandar niaga Makassar. Ini menunjukkan betapa strategisnya letak kota rangka mewujudkan Somba Opu sebagai pusat perdagangan, Kerajaan Gowa berusaha menjalin kerjasama dan hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan luar di Nusantara. Selain itu usaha yang dilakukan adalah membangun angkatan perang dan sistem administrasi pelabuhan yang handal. Dalam usaha meningkatkan ekonomi kerajaan, juga memperdagangkan budak. Perdagangan budak ini dianggap penting karena dapat memberi penghasilan yang tinggi pada kerajaan. Budak diperoleh dengan penaklukkan berbagai kerajaan-kerajaan kecil seperti Tambora, Bima, Tambelu, 38Humas Pemkot Makassar. Menguak Kebesaran Sejarah Makassar. Makassar Pemda Makassar, 2007,. Ibid. Butung dan kerajan-kerajaan di Flores. Pengelolaan perdagangan budak sampai tahun 1669 ditangani secara formal oleh Kerajaan Gowa dan berbagai kerajaan-kerajaan Bugis. Perdagangan budak ini dilakukan melalui sistem barter dengan berbagai produk Politik perluasan kekuasaan dan besarnya perhatian yang dilandasi oleh sikap terbuka dari penguasa Gowa terhadap kehidupan perniagaan akhirnya berhasil menempatkan Makassar sebagai satu-satunya pusat perdagangan dan pangkalan kegiatan maritim di wilayah itu. Disamping itu, tidak dapat diabaikan begitu saja peran para pedagang dan pelaut yang melakukan aktitas niaga di sana, yang telah berhasil menjadikan Makassar sebagai bandar niaga tempat pemasaran produksi perdagangan. Karena itu Pelabuhan Makassar tampil sebagai bandar utama mereka dalam hubungan dengan bandar niaga lain. Monopoli perdagangan yang dilakukan oleh Belanda melalui kongsi dagangnya VOC memaksa pihak kerajaan untuk melakukan sikap antipati kepada mereka. Adanya perbedaan konsep mengenai lautan di mana orang Bugis-Makassar menganggap bahwa konsep lautan itu bebas, jadi siapa pun boleh berdagang di sana. Berbeda dengan apa yang dipahami oleh VOC, mereka senantiasa melakukan monopoli terhadap lautan demi mengejar keuntungan yang melihat Pelabuhan Somba Opu kian ramai dari hari ke hari. Oleh karena itu, Belanda ingin menjalankan misinya, yakni melakukan monopoli perdagangan. Belanda mengirimkan utusannya lagi ke Kerajaan Gowa. Belanda mengajak Daeng Manrabia Sultan Hasanuddin untuk bersama-sama menaklukkan Banda dengan perjanjian “Belanda akan melakukan monopoli atas perdagangan rempah-rempah di Kerajaan Gowa”. Mendengar ajakan itu, sultan menolak dengan tegas. Dari penolakan itu, Belanda mulai melakukan sabotase. orang-orang Portugis yang sudah lama mengadakan kontak dagang dengan Kerajaan Gowa diusir dari Maluku. Armada 40Departemen Pendidikan Nasional, 2000. Hlm Sebagai Komoditi Utama... Sritimuryati 138Kerajaan Gowa dan pedagang rempah-rempah selalu dihalang-halangi masuk perairan Banda sehingga terjadi kontak senjata antara pasukan Kerajaan Gowa Dan Belanda VOC. Dari tindakan itu, sultan marah. Pada 1615, datanglah sebuah kapal dagang Belanda bernama Enkhuysen ke Pelabuhan Somba Opu. Kedatangannya itu dimanfaatkan oleh Belanda untuk diadukan pada kapten kapal bahwa ia selalu diganggu dan diperlakukan tidak patut oleh orang Portugis dan Spanyol yang merupakan saingan mereka. Sedangkan sultan tidak mengambil suatu tindakan untuk melindungi Belanda di Somba Kerajaan Gowa-Tallo akibat perjanjian Bungaya pada 1666-1667 memaksa kerajaan ini untuk melepaskan semua daerah kekuasaannya dan mengalami kerugian yang cukup besar sebab hak atas pengolahan pelabuhan dan kebijakan syahbandar atas pajak yang harus dikumpulkan oleh pedagang diambil alih oleh VOC, terlebih lagi kekalahan yang dialami Kerajaan Gowa-Tallo dalam perang melawan VOC dibantu sekutunya Kerajaan Bone mengharuskan untuk membayar ganti rugi perang. Hal ini membuat Kerajaan Gowa semakin sistem ekonomi agraris di Kerajaan Gowa-Tallo ke maritim memperlihatkan beberapa faktor alam merupakan hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Melalui hubungan tersebut terjadi perdagangan dan percampuran budaya dari pedagang yang datang dan para penduduk lokal yang menerima sehingga membentuk sebuah peradaban baru dan terjadi kemajuan yang signikan dalam proses perdagangan maritim. Dengan Sulawesi sebagai salah satu perantara perdagangan maritim yang terjadi di nusantara, sudah barang tentu adanya kemajuan yang terjadi di wilayah Sulawesi termasuk di Kerajaan Gowa-Tallo. 41Siti Rochayati. Jatuhnya Benteng Ujung Pandang Makassar Pada Belanda VOC. Surakarta skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2010., Gowa-Tallo sebagai salah satu kerajaan kembar yang ada di jazirah Sulawesi adalah kerajaan yang bercorak maritim. Jatuhnya Selat Malaka sebagai pelabuhan besar tempat pedagang asing singgah untuk menjajakan barang dagangannya membuat Kerajaan Gowa-Tallo kemudian muncul ke permukaan sebagai pelabuhan besar. Banyak pedagang asing seperti Cina, Arab, Portugis dan VOC yang melakukan kegiatan perdagangan. Salah satu komoditas utama dari Kerajaan Gowa-Tallo yakni beras. Beras sempat membawa Tallo mencapai puncak kejayaannya sebelum VOC kemudian menghancurkan Kerajaan Gowa-Tallo dengan perang dan berakhir dengan kekalahan Kerajaan Gowa-tallo yang ditandai dengan perjanjian Bungaya 1666/1667. Kegiatan perdagangan mulai lesu sebab dibatasi oleh VOC. VOC mulai melakukan monopoli sehingga baru pada abad ke-19 perdagangan beras muncul PUSTAKAA. Kraan Van der. 1976. Lombok Conques, Colonisation and Undersevelopment. Singapore Reid. The Rise of Makassar. Dalam RIMA 17. hal . 117; H. A. Sutherland, “ Eastern Emporium and Company Town Trade and Society in Eighteenth- Century Makassar” dalam Frank Broeze,ed. Brides of the Sea Port Cities of Asia From the 16tth17th Centuries Kensington New South Wales University Press, 1989 , hal 98.; Edward Lamberthus Poelinggomang, Proteksi dan Perdagangan Bebas Kajian Tentang Perdagangan Makassar pada Abad ke-19. Academisch Proefschrift Vrije Universiteit. Amsterdam Reid. 1998. Dari ekspansi hingga krisis Jaringan Perdagangan Global Asia Tenggara 1450-1680 Jilid II Terjemahan. Jakarta Yayasan Obor Reid, 1988. Southeast Asian the Age of Commerce, the Land Below the Winds. New haven & London Yale WALASUJI Volume 9, No. 1, Juni 2018 129—140 139University Press.; Asia Tenggara dalam Kurung Niaga 1450-1680, Jilid I Jakarta Yayasan Obor 1992. Southeast Asia in the Age of Commerce, Expansion and Crisis. New haven & London Yale University Press Muhammad Terbentuknya Kota Pelabuhan Makassarstudi kasus tonggak awal pembentukan kota Makassar pada masa Kerajaan Gowa tahun 1510-1653. Jakarta Skripsi Fakultas Sastra Universitas Poerwanto. 1992. “From Dusun to Markt Native Rubbert Cultivation in Southeast Sumatra, 1890-1940”. Dessertation at the School o Oriental and African J. & Dick, Howard W. Ed. 1993. The Rise and Fall of Revenue Farming Business elites and the Emergence of the Modern State in Southeast Asia. London & Lindblad Het Belang van de Buitengewesten Economische Expansie en Koloniale Staatsvorming in de Buitengewesten van Nederlands Indie. 1870-1942, Amsterdam Howard W. 1993. “Indonesian Economic History Inside Out, Review of Indonesian and Malasian Affairs” RIMA. Vol 27. 1993 Lihat Pula Singgih Sulistiyono The Java Sea Network Patterns In The Development of Integteregional Shipping an tarade in the Process of National Economic integration in Indonesia 1870-1990. Proefschrift. Leiden Universsity 2003. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Selatan. 2000. Ensiklopedia Sejarah Sulawesi Selatan Sampai Tahun 1905. Makassar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Kenneth R. 1985. Maritime Trade and state Development in the Early South East Asia. Honolulu. University of Hawai 1995, “The Green Gold of Selayar A Socio Economic History of an Indonesia Coconut Island C. 1600 –1950 Perspectives from a Periphery” Academisch Proefschrift ter Verkrijging van de Graad van Doctor Aan de Vrije Universiteit te Amsterdam. Humas Pemkot Makassar. 2007. Menguak Kebesaran Sejarah Makassar. Makassar Pemda Touwen. 1964. Extremes in the Archipelago Trade and economic development in the Outer Islands of Indonesia, 1900-1942. Leiden Touwen. 2001. Estremes in the Archipelago Trade and Economic development in the Outer Island of Indonesia 1900-1942, Leiden KITLV. 2008. Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-16 dan 17, Jakarta Komunitas Bambu. Leur, J. C. van . 1960. Indonesian trade and society Lessays in asian social and economic history. Bandung Sumur 1989. “Economic Growth in the Outher Island, 19191940”, HollandNew ChallengeLindblad, 1989 Het Belang van de Buitengewesten Economische Expansie en Koloniale Staatsvorming in de Buitengewesten van Nederlands- Indie, 1870-1942. Amsterdam Muhammad Saleh. Tanpa tahun. Ekspansi Politik Kerajaan Gowa-Tallo Terhadap Kerajaan Bima Abad XVII. Makassar Universitas Negeri Lilliyana. Tanpa tahun. Jurnal Kebijakan Maritim di Hindia Belanda Langkah komersil pemerintah Usman. 2008. Makassar Pesona Dunia. Pemkot Makassar Pelita Nahdia.“Perdagangan Beras di Makassar Awal Abad XX”, Lembaran Sebagai Komoditi Utama... Sritimuryati 140Reid, Anthony. 2011. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680, Jakarta Yayasan Obor IndonesiaRoelofsz, Meilink 1969. Asian Trade and European Inuence in the Indonesian Archipelago between 1500 and about 1630. The Hague, Nijhoff. Rochayati. Siti. 2010. Jatuhnya Benteng Ujung Pandang Makassar Pada Belanda VOC. Surakarta skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas 1955. Indonesian Sociological Studies, Bandung The 1922. Het Bongaais Verdrag. Leiden Rijksuniversiteit Leiden, Capitalism and Confrontations in Sumatra’s Plantation Belt, 1870-1979 New haven Yale University James D. 1991. “Introduction” dalam id. ed., The Political Economy of Merchant Empires State Power and World Trade 1350-1750, USA Cambridge University Leur, 1960. Indonesian Trade and Society Essays in Asian Social and Economic History. Amsterdam The Royal Tropical Mualim Agung. 2011. Peranan Kerajaan Gowa Dalam Perniagaan Abad ke XVII. Jakarta Skripsi Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam negeri Syarif Thee. Kian. 1977. “Plantation Agriculture and Esport Growth An Economic History of East Sumatra, 1863-1942” .1977. Jakarta Volume 9, No. 1, Juni 2018 129—140 Nurul Adliyah PurnamasariDwi Sumaiyyah MakmurPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung pada seluruh koleksi di Museum Balla Lompa Sungguminasa sebagai sebuah identitas bagi Kerajaan Gowa pada masa lampau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu studi pustaka berupa penelusuran sumber-sumber tertulis, dilanjutkan dengan observasi lapangan yang mencakup proses pencatatan atau pendeskripsian koleksi, serta dilengkapi dengan data hasil pemotretan. Seluruh data koleksi dianalisis untuk melihat atribut penting yang mampu merepresentasikan identitas sejarah dan budaya Kerajaan Gowa pada masa lampau. Identitas yang dimaksud adalah ciri khas dan karakter khusus yang membedakan Kerajaan Gowa dengan kerajaan-kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan. Melalui penelitian ini, diketahui bahwa koleksi di Museum Balla Lompoa Sungguminasa merepresentasikan identitas Kerajaan Gowa yang tercermin melalui nilai-nilai kemaritiman, kejayaan, etnisitas, religiositas, dan Nyoman SiryayasaM. Syahrul YasinArtikel ini memfokuskan pada kegiatan perdagangan dan pelayaran orang-orang Asia Tenggara di Makassar. Makassar adalah salah satu kota pelabuhan yang jadikan sebagai pusat perdagangan maritim di kawasan timur Indonesia yang telah berkembang menjadi zona perdagangan di abad ke-14. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan antar pulau sudah mulai sejak beberapa abad sebelumnya. Artikel ini membahas tentang kegiatan perdagangan dan pelayaran yang dilakukan oleh orang-orang Asia Tenggara dalam tatanan perubahan kondisi sosial-ekonomi dalam masyarakat pelaut orang-orang Asia Tenggara di Makasssar. Penelitian ini merupakan studi sejarah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dengan mencari referensi melalui buku dan ditelaah pustaka lainnya. Data yang didapatkan kemudian di olah sedemikian rupa dengan menggunakan metode sejarah yaitu herustik, kritik, interprestasi dan historiografi. Lillyana MulyaAbstrak Artikel ini menghadirkan pengantar umum mengenai perkembangan sarana transportasi maritim di kepulauan Indonesia. Kajian ini menggunakan dua kebijakan populer pada masa kolonial untuk menganalisis proses adaptasi penguasa Belanda di Indonesia, yaitu liberalisasi pelabuhan Batavia dan pendirian Koninklijke Paketvaart Maatschappij KPM. Melalui terminologi long-term atau jangka panjang, dapat diketahui bahwa dua kebijakan kolonial di atas memenuhi syarat sebagai kebijakan yang berkelanjutan secara politik dan ekonomi. Analisis ini juga bertujuan untuk menelusuri sifat komersil dari kebijakan maritim yang diterbitkan pemerintah kolonial yang memiliki latar belakang WieThesis Ph. D.-University of Wisconsin, 1969. Photocopy from microfilm of Conques, Colonisation and UndersevelopmentA KraanA. Kraan Van der. 1976. Lombok Conques, Colonisation and Undersevelopment. Singapore ekspansi hingga krisis Jaringan Perdagangan Global Asia Tenggara 1450-1680 Jilid II TerjemahanAnthony ReidAnthony Reid. 1998. Dari ekspansi hingga krisis Jaringan Perdagangan Global Asia Tenggara 1450-1680 Jilid II Terjemahan. Jakarta Yayasan Obor Kota Pelabuhan Makassarstudi kasus tonggak awal pembentukan kota Makassar pada masa Kerajaan Gowa tahun 1510-1653Muhammad AnwarVibrantAnwar, Muhammad Terbentuknya Kota Pelabuhan Makassarstudi kasus tonggak awal pembentukan kota Makassar pada masa Kerajaan Gowa tahun 1510-1653. Jakarta Skripsi Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
JanganSalahkan ATHEIS, KAMBING, dan DOMBA. By Yusran Darmawan March 29, 2021 4 comments. ilustrasiSetiap kali ada bom meledak, kita akan melihat ekspresi yang sama dari para warga negeri +62. Semua orang akan mengutuk dan mengecam. Padahal, kita sama tahu, sejak Malin Kundang dikutuk, tidak ada satu pun kutukan yang efektif mengubah pihak
Cepat Dengan penerapan yang benar, dalam beberapa minggu Anda akan mulai merasakan hasilnya. Dijamin! .2.1 Luas wilayah dan topografi; 2.2 Letak geografis; 2.3 Keadaan Iklim; 2.4 Suhu Udara sebagai daerah permukiman, pusat perdagangan dan pelabuhan laut antar pulau, Sebagai salah satu koridor ekonomi yang telah ditetapkan dalam MP3EI
.